"Please, agak lunaklah kali ini, Nik," rajuk Niel. "Satu dekade ini pun sepi-sepi saja. Kita aman, kok."
Nika mengambil amplop di rak belakangnya dan mengeluarkan isinya di meja yang kosong. Foto-foto 10R bertebaran berisi masing-masing dari mereka. Noam yang paling mudah diidentifikasi.
"Kenapa kamu berenang di air es?" tanya Nika kepada Noam yang masih menunduk menyeruput sup panas.
"Eh, waktu itu ada challenge, namanya Seek Discomfort, mandi di air es, terlama yang menang," kata Noam tanpa memandang Nika.
"Jelas kamu menang, kita kan tidak bisa merasakan panas dan dingin? Go low, Noam," suara Nika terdengar sedingin es di kuping Noam. "Habis ini hapus semua jejak kita yang ada di semua foto ini. Josh, orang kepercayaan kita yang melaporkan kepadaku. Semua dari media sosial, terutama Instagram dan Twitter. Ini juga salah satu alasan kenapa kita ke gunung."
Nika percaya, dengan keahliannya di bidang komputer dan internet, Noam bisa menghilangkan jejak keberadaan mereka. Yang paling Nika hindari adalah tereksposnya identitas mereka yang imortal. Sesuatu yang buruk pasti akan datang bila orang selain Josh tahu tentang mereka.
[Bersambung]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H