"Kita harus segera pergi dari sini," bisik Niel sambil menarik lengan Noam untuk lari ke pinggir alun-alun dan melambai memanggil taksi.
"Eh, kenapa?" tanya Noam yang baru saja memulai menikmati kekaguman masyarakat sekitar.
"Ingat, kita tidak boleh ada di kamera mereka. Tadi aku lihat sudah ada HP yang mengarah ke kita. Bisa berabe kalau dua puluh tahun ke depan mereka melihat kita yang masih sama," Niel mengingatkan kelemahan kawanan mereka.
"Wah iya, di Jepang tidak ada yang mengagumi aku kayak gini sih. Susahnya jadi orang imortal, aku tidak akan pernah terlihat berusia tiga puluh tahun," kata Noam dengan sedih.
"Ssst," Niel mengingatkan satu kata yang anti mereka ucapkan di publik.Â
Mereka memang manusia imortal, bukan vampir ataupun zombie. Mereka tidak punya taring dan tidak menghisap darah. Mereka hanya tidak bisa mati dan bertambah tua. Noam termuda, dia berhenti tumbuh di usia 25 tahun. Yang lain sekitar 26-30 tahun. Nika selamanya berumur 27 tahun.Â
Selain imortal, masing-masing berenam punya keahlian sendiri-sendiri yang luar biasa, bukan supranatural. Nika menjadi pemimpin mereka karena yang pertama menjadi imortal dan akhirnya menemukan semuanya satu per satu dan menjadi satu kawanan utuh.Â
Yang usia tertua Ken, tapi malah yang paling emosian, suka berkelahi yang didukung badannya yang besar dan kekuatan di tinjunya. Noam termuda di usia dan terbaru bergabung bersama mereka, maka dia lebih ahli di teknologi, komputer dan dunia pemrograman. Di Jepang, dia bekerja di sebuah perusahaan pembuatan pesawat. Kewarganegaraan Indonesia masih dia pertahankan walaupun perusahaannya di Jepang memberi iming-iming gaji dan fasilitas lebih kalau dia mau menjadi warga negara Jepang.
Pagi sudah tiba. Niel sudah membuat omelet dan sup krim harum untuk sarapan mereka bertiga. Nika suka campuran yang ada di sup tersebut, potongan kentang, wortel dan beberapa kacang-kacangan yang warna warni.
"Kalian tidak minum alkohol kan semalam?" sapa Nika di meja makan yang membuat kedua cowok itu berpandangan untuk yang kesekian kalinya. Kalau mereka mabuk, mereka tidak punya kontrol pada tubuh dan mulut mereka, berbahaya. Lalu cewek itu memandang mereka satu per satu, "Jadi kalian masih meragukan aku?"
"Eh, tidak," cuit Noam yang langsung menyibukkan diri dengan makanan di meja. Satu katanya sudah menjawab dua pertanyaan Nika.