Mohon tunggu...
R.A. Vita Astuti
R.A. Vita Astuti Mohon Tunggu... Dosen - IG @v4vita | @ravita.nat | @svasti.lakshmi

Edukator dan penulis #uajy

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Urban #4] Taruhan

3 Juli 2021   23:00 Diperbarui: 15 Juli 2021   14:06 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo created by rawpixel.com - www.freepik.com 

Pim lalu mendedikasikan diri untuk selalu membantu Axl. Dia tidak suka bersih-bersih tapi bila bisa bersama cowok itu dan menikmati senyumnya, dia mau. Hitung-hitung cowok ini mengembangkan ketrampilan mengurus rumah.

Sudah beberapa kali Pim membantu Axl piket kelas bersama beberapa teman. Axl juga tahu kalau dia tidak berjadwal tugas hari itu.

"Bukan jatah kelompok kamu kan, Pim?" tanya Axl tiba-tiba ketika dia sibuk mengumpulkan sampah.

"Eh, bukan, hanya belum dijemput saja, daripada nganggur," jawab Pim yang sudah dia siapkan sejak lama alasan itu. Axl hanya mengangguk dan menepuk bahunya. Rasanya waktu itu Pim terbang ke langit.

Namun, semuanya berubah saat negara api menyerang, eh Dio bilang bahwa Axl ikut taruhan cowok-cowok untuk mendekati dia.

"Kamu jangan mau, ya, Pim," pesan Dio. Waktu itu rasanya ancaman karena Dio badannya besar. "Aku tidak mau Axl menang dengan mudah. Dia sudah populer, jangan dibikin gampang."

Pim benar-benar tidak mau, bukan karena ancaman Dio. Tapi, karena dia merasa tertipu oleh Axl yang kadang menyapanya dan bicara padanya. Axl tidak tulus, batinnya. Hanya mau menang taruhan, pikirnya dalam hati.

Sejak saat itu, Pim melihat Axl dengan kacamata lain. Dia membenci apapun yang dilakukan Axl untuknya. 

"Bisa-bisanya Axl yang hebat itu menghina aku," katanya geram. Kia kaget mendengarnya tapi Pim tidak mau Kia tahu apapun.

Kebencian itu semakin lama semakin bertumpuk ketika mereka diterima di SMA yang sama dan akhirnya kuliah bersama. Jodoh kali, sahut Kia. Pim semakin membenci Axl yang bisa-bisanya memenangkan situasi ini.   

Ketika ada kakak tingkat yang mendekatinya, dia sempat menerima dan pacaran dengan cowok itu. Namun, Axl tidak bergeming, dia masih mendekati Pim tanpa rasa malu. Anehnya, Pim tidak bisa bertahan lama dengan pacar pertamanya ini mungkin karena cuma mau coba-coba saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun