digital, yang mencakup streaming video, game online, dan media sosial. Di antara berbagai hiburan digital, anime menjadi salah satu fenomena yang tak hanya populer di Jepang, tetapi juga di seluruh dunia. Dengan akses streaming yang semakin mudah dan cepat, anime kini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, terutama generasi muda.
Seiring perkembangan zaman, teknologi menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek teknologi yang berkembang pesat adalah hiburan Anime, sebagai produk budaya Jepang, bukan hanya sekadar hiburan. Ia membawa berbagai pengaruh terhadap perkembangan generasi digital, baik dari sisi positif maupun negatif. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana anime membentuk generasi digital melalui perkembangan teknologi, serta dampak positif dan negatif yang dihasilkan.
Â
Peran Teknologi dalam Penyebaran Anime
 Teknologi telah mengubah cara kita mengakses hiburan, termasuk anime. Dulu, untuk menonton anime, penggemar harus menunggu tayangan di televisi atau membeli kaset VHS, tetapi sekarang dengan adanya platform streaming seperti Netflix, Crunchyroll, dan YouTube, anime bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Streaming memberikan kenyamanan bagi penonton, menghemat waktu dan biaya, serta memungkinkan penggemar anime untuk menonton episode terbaru secara langsung.
 Dengan kemajuan teknologi ini, anime tidak hanya menyebar di kalangan penggemar setia, tetapi juga mulai menarik minat orang-orang yang sebelumnya tidak familiar dengan budaya Jepang. Hal ini berkontribusi pada popularitas anime yang semakin meluas di berbagai negara, termasuk Indonesia.
 Ketertarikan terhadap anime juga sering kali dimulai dari pengalaman masa kecil, seperti yang diungkapkan oleh Askal Ardiansyah, seorang konten kreator anime yang aktif sejak 2019. Ia mengungkapkan bahwa awal ketertarikannya pada anime bermula dari kebiasaan menonton Naruto bersama sang ayah. Dari sana, ia semakin mendalami dunia anime, dengan Re:Zero menjadi anime yang sangat menginspirasinya untuk tidak menyerah dalam menghadapi tantangan hidup.
Dampak Positif Anime dalam Pembentukan Generasi Digital
 Anime tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga membawa dampak positif yang signifikan bagi penggemarnya. Berikut adalah beberapa dampak positif anime dalam perkembangan generasi digital:
Pendidikan dan Pengembangan Kreativitas: Banyak anime yang mengandung nilainilai positif, seperti kerja keras, persahabatan, dan pentingnya integritas. Beberapa anime bahkan memperkenalkan konsep-konsep ilmiah dan filosofi yang bisa merangsang minat belajar penonton. Anime seperti Dr. Stone dan Steins;Gate mengangkat tema-tema sains dan teknologi yang dapat mendorong generasi muda untuk lebih tertarik pada bidang-bidang tersebut.
Peningkatan Literasi Digital: Penonton anime yang lebih sering mengakses platform streaming dan forum diskusi online secara tidak langsung akan meningkatkan literasi digital mereka. Mereka belajar menggunakan perangkat digital, aplikasi, dan berbagai media sosial untuk berbagi opini, mencari informasi, atau bahkan membuat konten sendiri. Hal ini berkontribusi pada kemampuan mereka dalam mengelola dunia digital dengan lebih bijak.
Mengembangkan Empati dan Perspektif Budaya: Anime memberikan wawasan tentang kehidupan di Jepang dan budaya Asia pada umumnya. Melalui anime, penonton dapat belajar menghargai perbedaan budaya dan memperluas pandangan mereka terhadap dunia. Ini berperan penting dalam membentuk sikap toleransi di kalangan generasi muda yang tumbuh di dunia globalisasi.
Â
Dampak Negatif Anime dalam Pembentukan Generasi Digital
 Namun, meskipun anime membawa banyak manfaat, ada juga dampak negatif yang perlu diperhatikan, terutama dalam genre yang memuat konten sensitif. Beberapa anime dengan genre tertentu terkadang menampilkan konten yang kurang pantas, seperti adegan sensual atau berlebihan yang tidak sesuai untuk semua kalangan, terutama anak-anak dan remaja.
 Anime semacam ini dapat memengaruhi persepsi remaja terhadap hubungan antar gender dan seksualitas. Konten yang kurang mendidik seperti ini bisa memperkuat pandangan yang negatif, merendahkan perempuan, dan memberikan ekspektasi yang tidak realistis terhadap hubungan. Sebagai contoh, genre ecchi atau hentai sering kali menonjolkan unsur tersebut.
 Dengan kemudahan akses yang diberikan oleh teknologi, seperti platform streaming, anak-anak dan remaja dapat dengan mudah terpapar pada anime yang tidak sesuai usia mereka. Hal ini dapat berdampak pada pembentukan pola pikir yang kurang sehat, jika tidak diimbangi dengan pengawasan dan edukasi yang tepat.
 Askal Ardiansyah juga menyebutkan bahwa kemudahan akses melalui platform streaming memungkinkan anak-anak dan remaja untuk mengakses konten yang kurang mendidik. Untuk mengatasi hal ini, ia mendukung bioskop sebagai sarana untuk menonton anime movie, karena dapat memberikan kontribusi langsung kepada para animator dan memastikan konsumsi konten yang lebih terkontrol.
Â
Mengatasi Dampak Negatif: Penyaringan dan Edukasi
 Untuk menghindari dampak negatif dari anime, penting bagi penonton untuk belajar menyaring konten yang mereka konsumsi. Platform streaming resmi biasanya menyediakan kategori khusus untuk anak-anak dan remaja, yang memastikan anime yang ditonton sesuai dengan umur dan nilai-nilai yang baik. Selain itu, orang tua dan pengasuh dapat memberikan pendampingan dengan memilihkan anime yang sesuai untuk anak-anak mereka.
 Edukasi tentang literasi media dan pemahaman terhadap konten yang ada dalam anime juga sangat penting. Penonton harus diajarkan untuk memahami konteks setiap anime yang mereka tonton, serta membedakan antara hiburan yang sehat dan konten yang berpotensi merusak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H