Mohon tunggu...
Choirinnisak Uyun
Choirinnisak Uyun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Qur'an Tafsir

Mahasiswa STAI AL- ANWAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Populisme Islam terhadap Aksi 212

6 November 2024   12:11 Diperbarui: 6 November 2024   12:22 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika elite dalam berita diatas adalah Basuki Thaja Purnama atau ahok, disebut elite karena dia adalah orang terkaya dan terkuat yang juga sebagai calon gubernur sebuah provinsi

3.)Volonte generale (kehendak umum), kehendak yang disampaikan oleh khalayak umum dengan tujuan kebaikan semua orang .

Yang termasuk dalam volonte generale adalah kehendak dari rakyat yang menyuarakan agar Ahok di penjara karena dianggap telah menistakan agama.Tiga elemen tersebut merupakan faktor pendukung dari populisme Islam, jika tidak ada salah satunya maka tidak akan terjadi sebuah populisme. 

Aksi 212 ini merupakan gerakan yang memiliki sifat nasional karena tertuju pada elit nasional bukan elit kedaerahan yang melibatkan calon gubernur DKI dengan rakyat. Kasus yang melibatkan Ahok ini menjadi ancaman banyak penguasa, karena pasti banyak orang menganggap para penguasa sama seperti Ahok dan juga sudah melibatkan penistaan agama.

Ada seorang ilmuan sosial dan antropolog bernama Robert W.Hefner yang lahir di Amerika dikenal karena kontribusinya terhadap politik Islam, agama dan masyarakat di dunia muslim. Hefner adalah salah satu pemikir utama yang meneliti dinamika antara Islamisme dan proses-proses demokratisasi di dunia Muslim.

Teori Robert W.Herfner terdapat beberapa point tapi dalam pembahasan ini hanya mengambil kesimpulannya saja bahwa populisme Islam berfokus pada interaksi yang dinamis antara Islam, demokrasi dan modernitas. 

Menurut pandangan Hefner populisme Islam bukanlah satu entitas yang homogen melainkan sebuah pandangan fenomena sosial-politik, ditekankan juga pada Hefner bahwa populime Islam dapat menjadi kekuatan untuk mewujudkan demokrasi dan keadilan sosial, terutama ketika gerakan Islam bekerja dalam kerangka pluralisme dan pemberdayaan masyarakat sipil.

Dalam konteks aksi 212 sebagai menifestasi dari politik Islam yang berusaha untuk mendapatkan keadilan sosial dan politik melalui mobilisasi massa, dari mobilisasi massa tersebut ada resiko bagi pluralisme dan demokrasi.Dengan gerakan semacam ini dapat mengedepankan terhadap identitas agama dan tututannya akan mengarah ke “penegak hukum Islam” karena menantang pluralisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun