Mohon tunggu...
Choirinnisak Uyun
Choirinnisak Uyun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Qur'an Tafsir

Mahasiswa STAI AL- ANWAR

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Populisme Islam terhadap Aksi 212

6 November 2024   12:11 Diperbarui: 6 November 2024   12:22 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tahun 2016 telah terjadi aksi 212 yang dikarenakan oleh  seorang calon gubernur DKI Jakarta yaitu Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering di panggil dengan sebutan ahok yang menistakan agama Islam. 

Kejadian  itu bermula ketika ahok sedang melakukan kunjungan di kepulauan seribu pada tanggal 27 september 2016 dan menyuarakan kegeramannya terhadap aksi sejumlah oknum yang memprovokasi masyarakat dengan surat al-maidah ayat 51 yang artinya "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu); sebagian mereka adalah pemimpin yang bagi sebagian mereka yang lain.

 Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim".

Sehubungan dengan surat tersebut ahok berpidato "Kan bisa saja dalam hati kecil Bapak Ibu, nggak pilih saya karena dibohongi (orang) pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak Ibu. Kalau Bapak Ibu merasa nggak bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohi, begitu, oh nggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak Ibu".

Rekaman pidato tersebut sampai menyebar ke media sosial dan banyak oknum yang menuntut agar ahok di penjarakan. Rekaman tersebut menjadi itu juga menjadi senjata utama untuk menurunkan Ahok dari jabatannya dan sekaligus mengkritik Ahok sebagai penista Agama Islam. 

Dari peristiwa tersebut kita dapat menyimpulkan jika politik di Indonesia tidak jauh dari populisme islam, banyak juga dari tokoh agama yang ikut menyuarakan dalam aksi tersebut.aksi ini disebabkan karena rekaman pidato dari ahok yang menyulut emosi banyak oknum terutama oknum yang beragama Islam karena itulah terjadi nya aksi yang disebut 212.

Populisme Islam sendiri terdiri dari 2 kata yakni popul (populer) dan isme (gagasan/paham). Jika di jelaskan secara terperinci populisme Islam ialah segolongan kelompok yang memiliki pangkat tinggi,cerdas atau yang sering disebut elit harus bersanding dengan kelompok rakyat untuk menyatukan suatu gagasan bersama.

Terdapat beberapa elemen populisme Islam yakni :

1.)Rakyat,yakni orang yang tinggal di daerah yang sama dan memiliki hak dan kewajiban membela sebuah daerah yang mereka tempati.

Dalam berita yang ada di atas yang termasuk dalam rakyat ialah oknum-oknum yang ikut terlibat dalam aksi tersebut dan juga masyarakat.

 2.)Elite,yakni menurut Cambridge Dictionary ,"elite" adalah kelompok terkaya, terkuat, terbaik,  dalam suatu masyarakat. Sosiolog Amerika C. Wright Mills menyatakan bahwa anggota eliteharus menerima posisi rakyat demi mencapai tujuan yang sama dan tidak terpecah belah

Jika elite dalam berita diatas adalah Basuki Thaja Purnama atau ahok, disebut elite karena dia adalah orang terkaya dan terkuat yang juga sebagai calon gubernur sebuah provinsi

3.)Volonte generale (kehendak umum), kehendak yang disampaikan oleh khalayak umum dengan tujuan kebaikan semua orang .

Yang termasuk dalam volonte generale adalah kehendak dari rakyat yang menyuarakan agar Ahok di penjara karena dianggap telah menistakan agama.Tiga elemen tersebut merupakan faktor pendukung dari populisme Islam, jika tidak ada salah satunya maka tidak akan terjadi sebuah populisme. 

Aksi 212 ini merupakan gerakan yang memiliki sifat nasional karena tertuju pada elit nasional bukan elit kedaerahan yang melibatkan calon gubernur DKI dengan rakyat. Kasus yang melibatkan Ahok ini menjadi ancaman banyak penguasa, karena pasti banyak orang menganggap para penguasa sama seperti Ahok dan juga sudah melibatkan penistaan agama.

Ada seorang ilmuan sosial dan antropolog bernama Robert W.Hefner yang lahir di Amerika dikenal karena kontribusinya terhadap politik Islam, agama dan masyarakat di dunia muslim. Hefner adalah salah satu pemikir utama yang meneliti dinamika antara Islamisme dan proses-proses demokratisasi di dunia Muslim.

Teori Robert W.Herfner terdapat beberapa point tapi dalam pembahasan ini hanya mengambil kesimpulannya saja bahwa populisme Islam berfokus pada interaksi yang dinamis antara Islam, demokrasi dan modernitas. 

Menurut pandangan Hefner populisme Islam bukanlah satu entitas yang homogen melainkan sebuah pandangan fenomena sosial-politik, ditekankan juga pada Hefner bahwa populime Islam dapat menjadi kekuatan untuk mewujudkan demokrasi dan keadilan sosial, terutama ketika gerakan Islam bekerja dalam kerangka pluralisme dan pemberdayaan masyarakat sipil.

Dalam konteks aksi 212 sebagai menifestasi dari politik Islam yang berusaha untuk mendapatkan keadilan sosial dan politik melalui mobilisasi massa, dari mobilisasi massa tersebut ada resiko bagi pluralisme dan demokrasi.Dengan gerakan semacam ini dapat mengedepankan terhadap identitas agama dan tututannya akan mengarah ke “penegak hukum Islam” karena menantang pluralisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun