Mohon tunggu...
Dwi Puspita Ningrum
Dwi Puspita Ningrum Mohon Tunggu... Lainnya - IG : @Alunauwie | www.alunauwie.com

Penulis artikel dengan tema Movie, Literature, dan Travel.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Zinnia Flower", Meresapi Makna Duka dan Kehilangan yang Sesungguhnya

13 Desember 2021   10:08 Diperbarui: 13 Desember 2021   10:17 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kedua bentuk duka tersebut, saya merasa bahwa Lin dalam hal ini lebih bisa menyentuh penonton untuk merasakan kesedihan yang dialaminya. Meski tidak banyak dialog yang ditunjukkan, tetapi melalui ekspresi, sikap, dan gesture yang ditunjukkan dapat secara perlahan membangun koneksi perasaan antara penonton dan film tersebut. 

Penonton secara tidak sadar akan merasakan setiap perasaan dari tokoh utama dari awal, klimaks, hingga anti klimaks saat tokoh utama sudah mulai melepaskan. Meskipun demikian, Wei juga berhasil menunjukkan dukanya dan menyentuh perasaan penonton dengan cara yang berbeda.

Jangan terkecoh dengan gambar cover dari film ini. Jika berharap antar tokoh utama terjalin suatu hubungan istimewa, kita tidak akan serta merta menemukan hal tersebut. 

Film ini menitikberatkan bagaimana masing – masing tokoh mengatasi duka mereka. Terdapat momen dimana keduanya bertemu di Kuil saat berdoa, tetapi interaksi di antara keduanya tidak lebih dari sekadar menyapa. Bahkan hingga akhir dari film ini pun diantara keduanya tidak terjalin suatu hubungan istimewa.

Film ini masuk dalam beberapa nominasi dibidang perfilman dan berhasil memenangkan beberapa penghargaan. Penghargaan tersebut antara lain, Best film pada CinemAsia Film Festival tahun 2016, Best Leading Actress pada Golden Horse Film Festival tahun 2015, Special recommendation of Catholic Humanism Spirit Special Award pada Tallinn Black Night Film Festival tahun 2015, dan Top Ten Film pada To Ten Chinese Film Festival tahun 2016. Meskipun terdapat beberapa adegan yang disesuaikan untuk dapat masuk ke dalam penayangan di China, hal itu tidak terlalu mengubah esensi dan jalan cerita dari film itu sendiri.

Rekomendasi diberikan kepada para cineas yang menyukai film bertema drama dengan sedikit dialog dan lebih kepada permainan perasaan. Mungkin bagi sebagian orang, film ini akan sedikit membosankan karena tidak banyaknya dialog dan adegan – adegan yang memacu adrenalin. 

Sehingga memang disarankan bagi para cineas yang mencintai film dengan tema yang sejenis. Selain itu dari film ini kita mendapatkan pelajaran dimana seberapa sedih kita dalam kehilangan, kita harus tetap memiliki batas waktu untuk kembali menjalani hari kita. 

Perbedaan pasti akan terasa, tetapi kita tidak boleh berlama – lama tenggelam dalam duka. Kehidupan bagi yang ditinggalkan akan terus berjalan dan tidak mungkin seseorang yang pergi itu bahagia saat melihat kita terus berduka.

===

My Rate : 8/10

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun