Mohon tunggu...
Uwes Anis Chaeruman
Uwes Anis Chaeruman Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Teknologi Pendidikan

Pemerhati pendidikan, dosen tidak tetap UNJ, Kasubdit Pembelajaran (Ditjen Belmawa, Kemendikbud), Advisory Board Member of ASEAN Cyber University Porject, Anggota Dewan Penasehat APSTPI, Anggota IPTPI, Anggota AECT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memahami Makna Teknologi sebagai "Tool" Pembelajaran

27 Desember 2019   15:27 Diperbarui: 27 Desember 2019   15:33 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mendikbud: Teknologi Hanya Alat, Bukan Segalanya. Demikian, judul berita detikNews, 6 November 2019. Senada dengan Mas Mendikbud, Gordon & Dryden (1999), dalam  bukunya yang "best seller" berjudul the Learning Revolution, menyatakan bahwa, "Technology is not the end. It is a mean to meet the end."

Apa yang dimaksud dengan teknologi sebagai tool pembelajaran? Penulis ingin berbagi makna hal ini dari sudut pandang teknologi pembelajaran. 

Teknologi: Antara Soft dan Hardtech
Bagi masyarakat umum, ketika mendengar istilah teknologi, pikiran kita langsung tertuju pada perangkat keras (hardtech), seperti handphone, kompor gas, microwave, LCD projector, televisi, laptop, desktop, dan perangkat keras serupa lainnya.

Padahal, jika dirunut dari bahasa aslinya, teknologi berasal dari kata "techne", artinya cara/teknik. Jadi, teknologi sebenarnya merujuk pada proses, bukan merujuk pada benda. Teknologi, tidak dapat dikatakan sebagai teknologi, jika tidak menghasilkan nilai tambah (value added).

Jadi, ketika bicara teknologi, pikiran kmita jangan hanya tertuju pada hard-tech (wujud nyatanya) saja. Tapi, harus menyandingkan dengan soft-tech (proses, yang tak kasat mata). 

Sebagai contoh, mengapa paparan si A dengan slide presentasi tertentu lebih memukau dan meyakinkan audiens, dibandingkan dengan si B, padahal slide presentasi dan LCD projector serta perangkat lain yang digunakan sama?

Dalam konteks ini, slide presentasi beserta perangkat pendukung lainya (hard-tech), sangat tergantung juga pada cara menyampaikan (soft-tech) yang dilakukan si A dan si B. Sehingga, jika hard-tech harmony dengan soft-tech, maka akan menghasilkan nilai tambah (kasus si A). Tapi, sebaliknya, jika tidak harmony (kasus si B), maka tidak memberikan nilai tambah. 

Teknologi sebagai Tool Pembelajaran yang Sejati
Kasus si A, adalah contoh teknologi sebagai tool pembelajaran. Dalam teknologi pendidikan disebut sebagai teknologi untuk pembelajaran. Kasus si B, adalah sebaliknya. Teknologi pendidikan dikenal sebagai teknologi dalam pembelajaran. Mengapa? Karena tidak memberikan nilai tambah. Tujuan pemaparan dengan slide presentasi tidak tercapai secara optimal. 

Dengan demikian, teknologi dapat dipandang sebagai perangkat/benda (hard-tech), maupun proses/cara (soft-tech). Soft-tech inherent pada diri orang yang menggunakan hardtech tersebut.

Secanggih apapun hardtech diadakan di sekolah/kampus, misal smartboard, laptop, internet, dan lain-lain, tidak akan memberikan nilai tambah, jika proses penggunaan (softhech) terhadap perangkat tersebut oleh guru/dosen/instruktur tidak baik dan benar.

Oleh karena itu, dalam konteks pembelajaran, keberadaan person (guru/dosen/instruktur) yang memiliki kompetensi membelajarkan (softech) dengan teknologi, sama pentingnya, bahkan lebih penting daripada perangkatnya itu sendiri. 

Mari kita tengok tulisan saya sebelumnya, Merdeka Belajar: Jilid 2. Dalam tulisan tersebut, penulis memberikan tiga contoh kasus ilustratif. Kasus ilustratif 1 menggambarkan penggunaan teknologi sediakala (low hardtechnologi), tapi dengan softech (strategi pembelajaran) yang baik. Sehingga dapat menghasilkan hasil belajar yang memerdekakan (merdeka belajar dengan teknologi sediakala).

Kasus ilustratif 2 menggambarkan penggunaan teknologi tinggi (high hardtech) dan softech (strategi pembelajaran) yang baik. Menghasilkan hasil belajar yang baik. Kasus ilustratif 3, menggambarkan penggunaan high hardtech, tapi dengan softech yang kurang baik. Sehingga, tidak menghsilkan hasil belajar yang optimal. 

Sebagai kesimpulan, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa teknologi berpengaruh pada hasil/tujuan pembelajaran. Tapi, yang benar adalah penggunaan yang tepat, appropriate use of technology (harmoni antara hard-tech & sof-tech) justeru yang memberikan pengaruh positif terhadap hasil/tujuan pembelajaran. 

Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun