Mohon tunggu...
Cuap Cuap
Cuap Cuap Mohon Tunggu... Freelancer - Tukang gambar kehidupan

blog uwanurwan.com IG @uwansart

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita, Manusia

29 Agustus 2016   19:58 Diperbarui: 29 Agustus 2016   20:13 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Kita adalah manusia penuh ilustrasi

Berkata sama berbincang sini dengan torehan berbeda

Ada tebal, ada tipis, ada gelombang, ada patah-patah

Seperti sedang mati di ambang kesantunan

Manusia seperti kita tak layak hormat

Dinding-dinding menatap bakti di ujung situ

Meminta kita menjaga akar yang nyaris lapuk

Memohon persembahan titik-titik liur untuk haus mereka

Juga mengimbau tangan untuk membuang jauh-jauh rupiah

Dalam perut kita

Kita, manusia sudah sepantasnya belajar pada kantong plastik

Yang membungkus air muntahanku

Seharusnya diteguk kembali

Atau dibagikan kepada kucing-kucing liar di pinggir kali

Manusia-ah, sayangnya aku pun terlahir begitu

Sambil menyimak es teh yang mengucur

Lalu meniduri bekas-bekas berak tikus got

Kita, manusia pencemburu

Melihat bunga mekar, mengagumi asinnya laut, dan bercinta dengan kayu lapuk

Tapi segalanya kau hina durhana

Kau jilat air fesesmu sendiri

Manusia, kita, dan aku memang tak pantas punyq otak ! 

 

Uwan Urwan, Situbondo, 031015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun