Yang membungkus air muntahanku
Seharusnya diteguk kembali
Atau dibagikan kepada kucing-kucing liar di pinggir kali
Manusia-ah, sayangnya aku pun terlahir begitu
Sambil menyimak es teh yang mengucur
Lalu meniduri bekas-bekas berak tikus got
Kita, manusia pencemburu
Melihat bunga mekar, mengagumi asinnya laut, dan bercinta dengan kayu lapuk
Tapi segalanya kau hina durhana
Kau jilat air fesesmu sendiri
Manusia, kita, dan aku memang tak pantas punyq otak !Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!