Mohon tunggu...
Ngomongin Seni dan Budaya
Ngomongin Seni dan Budaya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - hai saya suka menulis puisi, menggambar, dan curhat.

Suka puisi, suka menggambar, suka kamu

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

6 Hal Menarik di Film Perburuan

28 Agustus 2019   02:25 Diperbarui: 28 Agustus 2019   03:45 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa sadar sang ayah dan anak pun bertemu. Terjadilah percakapan yang cukup bikin merinding. Energi itu terasa karena sudah sekian lama sang ayah tidak melihat anaknya dan mereka saling berpura-pura tidak mengenal.

Kredit : Instagram Falcon Pictures
Kredit : Instagram Falcon Pictures
Adegan paling mengharukan adalah saat sang ayah meletakkan beberapa bonggol jagung untuk diberikan kepada anaknya, sebagai bentuk rasa sayangnya. Saya pun seketika ingat bapak di rumah. Huhu.

Kebodohan ayah Ningsih bikin greget
Ternyata otak dari penghianatan Hardo dan kawan-kawan sendiri adalah ayah Ningsih. Aga menyebalkan begitu ia tidak sengaja bertemu Hardo saat malam dan menceritakan tentang kerinduan sang ayah dan tunangannya. Ia berjanji akan menolong Hardo, tapi nyatanya kedatangan Hardo di kampungnya dikabarkan ke Jepang.

Baca juga : Benarkah Film Makmum tidak layak tayang?

Dari situlah Hardo diburu bahkan tentara Jepang menyusuri tempat-tempat gelandangan dan ladang jagung ayahnya. Penghianatan ini ternyata merugikan dia juga.

Di akhir cerita Ningsih terpaksa harus ditangkap. Sayangnya waktu itu diumumkan bahwa Indonesia merdeka dan tentara Jepang dinyatakan kalah dan terjadi perkelahian yang menyebabkan Ningsih tertembak. Hiks.

Kredit : Instagram Falcon Pictures
Kredit : Instagram Falcon Pictures

Gombalan dan kalimat-kalimat puitis mewarnai film
Karena seting waktunya adalah pada zaman penjajahan Jepang mendekati akhir, tidak heran kalau tulisan Pramoedya Ananta Toer banyak menggunakan bahasa yang puitis. Itu juga diwakilkan oleh percakapan-percakapan Hardo dengan Ningsih dan Hardo dengan ayahnya. Sisanya, dialog antar-pemain tidak terlalu puitis. Buat yang menyukai kata-kata puitis, bagian-bagian itu tentu akan jadi magnet tersendiri.

Pemilihan seting lokasi yang bikin takjub
Untungnya saya tidak tertidur saat menonton Film Perburuan. Serius! Saya nyaris tidur tapi tidak ingin melewatkan bagian-bagian penting dalam cerita. Pemandangan yang disuguhkan cukup bikin takjub. Pada saat Hardo berdua di sawah bersama Ningsih membuat saya teringat kampung halaman. Saya suka sekali berjalan-jalan di tengah sawah.

Oh ya, yang paling saya ingat lagi pada saat malam hari. Bisa ya, langit di malam hari digambarkan begitu cantiknya. Membuat saya berpikir seolah syuting tidak dilakukan di Indonesia. Haha...

Buat yang sudah menonton Film Perburuan merasakan hal yang samakah? Kalau ada poin yang kurang, silakan tambahkan di komentar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun