Mohon tunggu...
Ngomongin Seni dan Budaya
Ngomongin Seni dan Budaya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - hai saya suka menulis puisi, menggambar, dan curhat.

Suka puisi, suka menggambar, suka kamu

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perjalananku Menulis Sampai Ikut Workshop Kepenulisan

10 Agustus 2019   02:39 Diperbarui: 10 Agustus 2019   04:02 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca puisi di Kemang tahun 2016. dokpri

Saya bisa menulis 10 puisi dalam sehari tapi tidak bisa menulis 10 cerpen dalam sehari, apalagi novel. Sampai pada akhirnya saya terbitkan juga dua buku kumpulan puisi tunggal di penerbit indie, Pedas Publishing dan Penerbit Rose Book.

Juga sempat ikut baca puisi di beberapa kesempatan, mulai dari rutin baca puisi di acara Sunday Sharing di Kantor Detik, baca puisi di acara pameran lukisan, diundang kementerian kesehatan, dan lain-lain. Seru sih.

Mengembangkan keterampilan menulis dengan ikut workshop kepenulisan
Saya sering sekali ikut workshop kepenulisan sampai diskusi tentang itu bersama teman-teman. Ada banyak hal yang saya dapatkan sampai akhirnya saya aplikasikan dalam tulisan saya.

Tak ingin melewatkan kesempatan, saya pun ikut Workshop Pelatihan Menulis dan Tour ke Pulau Maju yang diadakan CLICKKompasiana bekerjasama dengan Persatuan Penulis Indonesia (PPI) DI Graha Wisata, Taman Mini Indonesia Indah (2 Agustus 2019).

dokpri
dokpri
Sebagai orang yang suka menulis puisi dan punya platform sendiri di www.uwanurwan.com, saya menggali ilmu sebaik mungkin. Fanny J. Poyk, Novelis dan Sastrawan yang karyanya sudah tersebar di banyak media berbagi kisah tentang perjalanannya menulis.

Menulis baginya adalah obat dan cara untuk menggambarkan kehidupan sehari-hari dalam bentuk tulisan. Ada banyak hal yang bisa diangkat dan ia percaya pada pakem sastra zaman dulu, bukan yang populer, di mana kaidah-kaidahnya cukup tegas.

Fanny banyak belajar dari kehidupan dan tulisan-tulisan yang ia baca, misalnya koran Kompas yang tiap minggu menghadirkan karya sastra berupa puisi dan cerita pendek dari kontributor.

Tulisan-tulisan di surat kabar sering ia jadikan patokan untuk menulis, juga sebagai tambahan ilmu tentang, gaya tutur penulis lain, gaya bahasanya, cara menulis, penggunaan diksi, dan bagaimana penulis-penulis itu berimajinasi dengan kata-kata.

Selain penulis, Fanny adalah wartawan dan redaktur kelahiran Bima, Nusa Tenggara Timur. Kecintaannya pada fiksi sudah muncul sejak remaja dan ia menuangkan dalam tulisan. Kemudian dimuat di berbagai media, Menurutnya, tulisan harus dimuat di media agar tahu pencapaiannya. Kalau hanya dimuat di media sosial, pencapaian kita tidak terukur. Ukurannya hanya like dan komentar, katanya.

img-20190802-140258-5d4dcc05097f36696e4c42b2.jpg
img-20190802-140258-5d4dcc05097f36696e4c42b2.jpg
Aku sih sangat setuju dengan pemaparannya, apalagi tentang bagaimana ia menjadikan percakapannya dengan orang lain di angkutan umum sebagai cerita pendek. Imajinasi juga perlu, tambah Fanny.

Memang, cerita tanpa imajinasi penulis jadi terasa hambar. Penggambaran lokasi misalnya, kalau dijelaskan dengan biasa saja, pembaca tidak akan menangkap suasana apa yang sedang dirasakan penulis saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun