Mohon tunggu...
Uut Wijayanti
Uut Wijayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang belajar menulis

menulislah karena dengan menulis kamu bisa berbagai ilmu maupun informasi kepada orang lain

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Berbagi Cerita Kehidupan

4 Mei 2022   19:02 Diperbarui: 11 Mei 2022   23:53 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pernahkah kalian berpikir apa makna kehidupan? Mungkin sebagian dari kalian pasti pernah memikirkan setidaknya satu kali tentang arti atau makna kehidupan. 

Pertanyaan semacam ini menjadi salah satu hal yang mungkin untuk direnungkan agar kita dapat memaknai hakikat kehidupan yang sesungguhnya, sehingga kita merasakan kedamaian dalam hidup. Biasanya kita akan berpikir tentang makna kehidupan ketika kita beranjak masuk pada usia dewasa yang mana pada waktu itu kita berusaha untuk menemukan jati diri yang sesungguhnya dalam sebuah kehidupan.

Satu dua orang ataupun sebagian orang mulai berpikir apa itu makna kehidupan serta tujuan hidup, pertanyaan ini bukan hal yang mudah untuk dijawabi, bahkan ketika kita bertanya kepada orang lain tentang makna kehidupan, mereka akan menjawab sesuai dengan latar belakang kehidupan yang mereka alami, dan jawaban itu belum tentu sesuai dengan makna kehidupan yang kita kehendaki.

Mengapa kita harus berpikir mengenai makna atau hakikat kehidupan? Karena dengan kita berpikir tentang makna kehidupan maka kita akan mengetahui makna hidup serta kita dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih mudah dan teratur. 

Terlebih jika kita sedang dalam posisi kehidupan yang sulit, banyak ujian dan cobaan yang datang silih berganti. Dengan kita yang telah berpikir tentang makna kehidupan, kita akan lebih mudah untuk melewati ujian dan cobaan yang datang, karena kita sudah memikirkan makna kehidupan yang sesungguhnya.

Apa kunci dari makna kehidupan? Menurut saya kunci untuk memaknai kehidupan adalah belajar untuk ikhlas dan sabar dalam menghadapi segala hal. Mengapa demikian? Karena dengan kita ikhlas dan sabar kita akan lebih mudah melewati ujian dan cobaan yang sedang menerpa. 

Dengan ikhlas dan sabar, kita juga akan semakin mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Apalagi jika kita melihat saudara kita yang sedang diterpa kekurangan, sudah seharusnya kita bersyukur yang banyak atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.

Untuk tugas minggu ini seperti biasanya saya dan kawan-kawan ditugaskan oleh bapak Edi Purwanto untuk melakukan wawancara serta berbagi kebaikan kepada orang yang kurang mampu, nah kebetulan saya dan teman-teman juga melakukan kunjungan ke KPU untuk tugas informasi mengenai KPU, jadi kita sekalian melakukan tugas yang kedua ini untuk berbagi kebaikan di bulan Ramadhan kepada orang yang kurang mampu. 

Saya dan teman-teman merencanakan kepergian untuk tugas berkunjung ke KPU sekaligus melakukan tugas untuk berbagi kebaikan di jauh-jauh hari, namun baru bisa terealisasikan hari ini karena jadwal kuliah kami yang padat dan juga ada jadwal yang lainnya sehingga baru bisa melakukannya sekarang. 

Setelah kami keluar dari kantor KPU kota Malang, yang berada di jalan Jl. Bantaran No.6, Purwantoro, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Jarak antara Asrama kami dengan kantor KPU Kota Malang terbilang lumayan jauh sekitar 3,4 Km. Perjalanannya sekitar 15 menit untuk sampai dikantor KPU Kota Malang. 

Setelah melakukan wawancara dengan salah satu pihak KPU, kami berjalan kaki dan mata kami mulai menyusuri sepanjang jalan untuk mencari seseorang yang tepat untuk diberikan bantuan. Setelah beberapa menit berjalan dan berkeliling-keliling untuk mencari orang yang tepat untuk diberikan bantuan. 

Pada saat itu Matahari tengah memancarkan teriknya dan kami pun menuju minimarket untuk berteduh sekaligus untuk berbelanja kebutuhan untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan. 

Kebetulan ketika kami keluar dari minimarket, kami melihat ada seorang ibu paruh baya berada di tengah lampu merah dan berada di tengah teriknya matahari yang sedang berjualan air mineral, segera kami menjemput ibu tersebut dan mengajak beliau berteduh dari panasnya matahari. Setelah kami berteduh kami menyampaikan tujuan kami kepada sang ibu kemudian ibu menyetujuinya dan mulai bercerita tentang kehidupan kesehariannya.

( Narasumber ibu Hartatik, tinggal di polean )

"Saat anak Ibu yang nomor enam berusia 7 bulan dalam kandungan, ayahnya sudah meninggal dan kemudian ibu menjadi tulang punggung bagi keluarga."

"Dulu waktu pada saat ayahnya meninggal dan ibu dalam keadaan mengandung 7 bulan, ibu sudah tidak dibolehkan bekerja baru setelah ibu melahirkan dan anak sudah berusia 3 tahun, ibu bekerja mencari barang bekas, bawa anak sampai jatuh dan tangannya patah. Sekarang anak saya sudah lulus sekolah dan sekarang sudah bekerja."

"Memang ibu kerja apa adanya, yang penting tidak  mencuri barang punya orang lain, ibu kerja apapun yang penting halal nak, memang soal kehidupan ibu sudah tidak ada yang mencarikan( menafkahi) jadi apa yang apa yang kita inginkan, kita sebagai manusia harus berusaha. Jangan sampai kita kalah sama ayam yang bisa berusaha mencari makan sendiri."

"Saya asli orang Gondang legi, dulu waktu saya jadi TKW Singapura, sebelum saya mempunyai anak, saya tinggal dan beli rumah di Polean, namun pada waktu itu saya mau pindah tetapi ayahnya meninggal sehingga saya tidak jadi pindah. Setelah satu Minggu kepergian ayahnya, saya pindah dan waktu itu usia kandungan ibu 7 bulan.

"Apakah betul ibu memiliki enam orang anak?

"Iya saya mempunyai enam orang anak, kelima anak saya sudah berkeluarga dan tinggal yang satu ini belum menikah, tapi sudah bekerja. Karena anak saya berasal dari keluarga yang kurang mampu, jadi rumah tangga semua anak saya sangat sederhana. Sebagai orang tua, kita tidak mungkin mau minta uang ke anak, tapi seberapa pun uang yang dikasih anak ke kita terima, meskipun uang dua puluh ribu atau dua puluh lima ribu, tetap akan saya akan terima. Orang tua tidak mengharap imbalan dari anak, mungkin anak mengerti dengan keadaan orang tua dan orang tua pun tidak minta banyak dari anak. Kalau saya tidak minta balasan dari anak-anak, jika saya dikasih anak berapapun akan saya terima, kalau anak ngasih uang sepuluh ribu atau dua puluh ribu, saya sudah sangat bersyukur, itu maknanya anak selalu ingat kepada orang tua. saya minta sama kalian semua, kalau kalian sudah sukses, satu, jangan lupa dengan orang tua, baik orang tua perempuan atau orang tua laki-laki. Perjuangan orang tua perempuan sama orang tua laki-laki sama-sama berat nak, tapi lebih berat orang tua laki-laki karena harus mencari nafkah demi keluarga, demi kuliah kalian, karena orang tua laki-laki merupakan tulang punggung yang mencari nafkah meskipun di tengah-tengah panas teriknya matahari. Mereka rela panas-panasan demi untuk kuliah kalian."

"Orang tua perempuan juga berat anak, karena orang tua perempuan melahirkan dan juga mengasuh serta membesarkan kamu, namun lebih berat orang tua laki-laki. Jadi jangan sekali-kali tinggalkan kedua orang tua kamu, kamu harus berbakti kepada orang tua. Ketika kamu sudah sukses, ingatlah selalu orang yang berada di bawah kamu nak, masih banyak orang yang hidupnya lebih sengsara dari pada kalian. Insya Allah berkah hidup kalian jika selalu bersyukur dan mengingat masih ada orang yang berada di bawah kalian. Itu saja pesan ibu kepada kalian semua, ketika kalian sudah lulus kuliah, saya doakan semoga kalian menjadi orang yang sukses dan apa yang kalian cita-citakan semoga tercapai."

"Ibu berjualan tidak tentu waktunya nak, kadang ibu mulai berjualan dari jam 10 atau jam 11, kalau pulangnya nunggu jualan habis. Kadang hanya habis terjual satu dus (satu dus isinya 12 botol), kalau saat bulan puasa seperti ini kadang hanya terjual setengah dus saja, tapi kalau hari biasa bisa terjual dua sampai tiga dus."

"Berapa lama ibu menjalani profesi berjualan air mineral ini?"

"Ibu baru-baru ini menjalani profesi pedagang air mineral, sudah ada sekitar dua bulan. Karena pekerjaan ibu tidak menentu, pernah juga menjadi pemulung barang bekas rongsokan."

"Rasanya di tinggal seorang ayah itu sangat sedih, karena ayah merupakan tulang punggung keluarga. Pesan saya jangan sampai kalian berani dan jangan pernah juga melawan orang tua, karena Allah memberikan kesempatan hidup bagi kalian melalui kedua orang tua, jika tidak ada orang tua, maka kalian juga tidak ada. Kalau ada orang yang tidak memperbolehkan berani dan marah kepada ibu, tetapi kalau kepada ayah boleh berani dan marah, itu salah nak, itu tidak benar, kita tidak boleh berani dan marah kepada kedua orang tua kita, baik orang tua perempuan maupun orang tua laki-laki. Ingat orang tua laki-laki lebih berat tanggung jawab dan perjuangannya, karena harus mencari nafkah meskipun di tengah-tengah panas teriknya matahari. Itu semua dilakukan demi kuliah kalian, ingin kalian kuliah, ingin kalian sukses, jadi jangan sekali-kali kalian berani kepada orang tua apalagi marah ataupun sampai membentak mereka."

"Saya berdoa semoga kalian sukses dan semua yang kalian cita-citakan semoga tercapai, semoga Allah melindungi kalian dan keluarga serta terhindar dari segala penyakit dan bahaya. Itu saja doa dari ibu dan terima kasih juga atas pemberian kalian."

Ketika ibu Hartatik bercerita, air mata beliau selalu menetes, membuat saya dan teman-teman terharu. Saya sangat mengerti perasaan ibu Hartatik karena beliau mengalami kehidupan yang penuh ujian, di tinggal suami pada saat mengandung, dan mau tidak mau ibu Hartatik menjadi ibu sekaligus tulang punggung  bagi anak-anaknya. Ibu Hartatik melakukan segala pekerjaan yang halal di bandingkan beliau meminta dan mencuri barang orang lain. 

Beliau tidak mau kalah dengan seekor ayam yang bisa mencari kebutuhan makanannya dengan kakinya. Setiap ibu Hartatik bercerita hati saya sangat terenyuh mendengar kisah hidup bu Hartatik yang penuh dengan ujian dan tetap bisa bersabar menerima ujian. 

Saya tersadar, seharusnya saya harus lebih banyak bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah kepada saya, karena masih banyak orang yang mengalami kesulitan dalam kehidupannya, meskipun saya juga terkadang mengalami kesulitan tetapi saya masih beruntung dari pada mereka.

Sekian yang dapat saya tulis, apabila ada kesalahan dalam penggunaan dan pengetikan kata atau kalimat, saya mohon maaf dan mohon koreksinya. Saya menulis artikel ini sesuai dengan yang di ceritakan oleh ibu Hartatik, namun saya hanya merubah sedikit kata-kata beliau agar mudah di tulis dan dipahami oleh pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun