Kita ikut terbawa suasana yang tersirat dalam tulisan buah karya seseorang itu. Contoh lain membuktikan bagaimana surat-surat yang ditulis RA. Kartini yang terkumpul dalam Habis Gelap Terbitlah Terang menjadi sebuah tulisan fenomenal sehingga "mengantarkan" beliau menjadi pahlawan emansipasi wanita Indonesia.
Di sisi lain, tulisan juga dapat memengaruhi orang ke dalam hal-hal negatif karena tulisan bersifat provokatif sesuai kehendak sang penulisnya. Bahkan saat ini, dengan tersedianya jaringan internet, media online dan sosial media yang begitu mudah diakses masyarakat, banyak informasi yang tidak sesuai dengan fakta kebenarannya, dengan kata lain sebaran informasi yang bersifat hoax dengan maksud menyebarkan rasa takut, benci, marah dan atau mengadu domba antar kelompok masyarakat padahal kejelasan informasi yang ditulis itu tidak dapat dipertanggung jawabkan.Â
Banyak berita-berita atau informasi hoax yang tersebar di masyarakat baik itu informasi tentang dunia kesehatan, informasi bencana alam, bahkan isu-isu negatif yang mengandung unsur SARA sehingga menimbulkan keresahan di masyarakat.Â
Dengan demikian manusia juga harus pintar memilih bahan bacaan. Ada bacaan yang dapat langsung diterima, ada bacaan yang harus dikaji terlebih dahulu dan tidak sedikit pula bacaan yang mesti ditolak.
Bila kita baca firman Allah SWT, yang artinya; "Nun. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan." (QS Al Qalam/68:1).
Firman Alloh itu menunjukan betapa pentingnya huruf-huruf beserta rangkaiannya sehingga membentuk kata-kata, menghasilkan tulisan dan kalimat yang mengandung informasi.Â
Penulis tidak bermaksud membandingkan kekuatan firman-firman Alloh SWT yang tertera dalam Al Qur'an dengan tulisan hasil karya manusia. Kita percaya bahwa Al Qur'an tidak ada pembandingnya, namun kata-kata baca, tulis dan pena jelas ada dalam Al Qur'an.Â
Tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi pada kehidupan manusia bila tidak ada alat untuk merekam jejak-jejak informasi yang tertera dalam tulisan, sementara berbagai temuan terus berkembang dari waktu ke waktu sesuai perkembangan zaman.Â
Dengan demikian kita harus senantiasa mengamalkan firman Allah; Iqro bismi robbik..., bacalah demi nama Tuhanmu. Membaca yang dimaksud dalam ayat ini adalah apa-apa yang melambangkan setiap aktivitas manusia, baik yang bersifat aktif maupun pasif; bacalah, bergeraklah dan bekerjalah demi Tuhanmu.
Karena tulisan memiliki kekuatan untuk memengaruhi orang lain, maka aktivitas menulis kita hendaklah dibarengi dengan rasa tanggung jawab dan disertai dengan fakta-fakta yang benar.Â
Setidaknya, informasi yang kita tulis tidak membuat resah dan menipu yang membaca. Keteladanan yang telah diperlihatkan oleh para pujangga dahulu dalam membuat tulisan menjadi contoh buat kita sebagai generasi penerus untuk terus menulis karya-karya terbaik sehingga bisa bermanfaat buat banyak orang.