Mohon tunggu...
uud udayana
uud udayana Mohon Tunggu... -

tkw dubai

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kucing Buduk si Terra

27 September 2010   00:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:56 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tante!!!....bilangin tuh ma terra, buang aja kucing jelek yg dibawanya dari jalanan, jijik banget liatnya", adu kakakku waktu aku berkunjung ke rumahnya 2 bulan yang lalu.

Kulihat di bawah meja ada anak kucing yang naudzubillah min dzalik dalam keadaan mengenaskan banget sebagian bulu dan kulitnya mengelupas ntah siapa yang tega menyiksanya dengan menyiram air panas sehingga menimbulkan koreng yang cukup membuat isi perutku menggeliat mau keluar, dan matanya itu yang penuh dengan kotoran melengkapi kejelekannya. Kucing itu menatapku dengan sendu dan sudah mengambil ancang-ancang untuk menjauhi seperti sudah trauma bila bertemu dengan manusia . Ia lari menghampiri terra keponakanku yang berusia 10 tahun dan mereka seperti kelihatan sudah akrab, aneh padahal kata kakakku baru kemaren kucing itu di adopsi.

"Apa sih yang menarik dari kucing ini ter sampe kamu mau mengambilnya, gak lihat apa gimana keadaannya nanti kamu ketularan koreng dan jeleknya lho mending kamu cari kucing yang lebih sehat, dan lucu, kalo kamu mau ntar tante bantu cariin deh", bujukku sama keponakan perempuanku yang agak bandel ini.

"Ngga mau ah tante, sebenarnya kucing ini bagus lho tante matanya itu punya cahaya tersendiri cuma keadaannya aja orang ga bisa menangkap kelebihan dia" tangkis terra dengan puitis.

"Nanti dech kalo dia dah sembuh dr korengnya ini, tante bisa lihat apa kelebihannya, mending tante bantu terra aja merayu ibu supaya terra bisa merawat kucing ini, ya tante ya...pleaze..." rengeknya.

"Oke dengan perjanjian kamu harus betul-betul merawatnya dengan baik tanpa merepotkan ibumu ya dan tentunya ngga sampe mengganggu belajarmu" akhirnya aku mengalah dengan keponakanku yang pinter buat alasan ini.

Apa boleh buat akhirnya aku yang ngomong sama kakakku untuk mengizinkan si terra merawat penemuannya itu, dan kakakku juga ga bisa berbuat banyak terhadap ulah anaknya.

Hari ini aku berkunjung lagi ke rumah kakakku untuk mengantarkan undangan dari kerabatku yang akan mengadakan hajatan. Di depan rumah seekor anak kucing yang gemuk dan menggemaskan sedang bermain benang yang jatuh. Aku yang sebenarnya ga terlalu suka dengan makhluk berbulu itu tapi kali ini aku tertarik untuk memegang bulunya yang halus habis lucu banget sih apalagi dia melompat-lompat seperti mendapati mainan yang mengasyikkan.

"Ah tante kapan datang koq ga ada salamnya" suara terra membuat aku terkejut.
"Astagfirullah.....iya ter, tante lupa, Assalammualaikum...."
"Waalaikumsalam wrwb tante..."
Dalam hatiku tertawa geli, senjata makan tuan nih..selama ini kalo keponakanku berkunjung kalo belom mengucapkan salam mereka kusuruh keluar lagi walau tadinya dah masuk ke rumah sampe dia mengucapkan salam baru diperbolehkan masuk hi...hi.... memang tante yang cerewet ...:D

"Kucing baru nih ter..?"
"Ngga ko te, kucing kemaren yang korengan itu lho tan, sekarang dah sembuh, bulu-bulunya dah lebat dan lucu banget, bener-bener terra rawat seperti apa kata tante kemaren. Teman-teman terra juga rajin main kesini cuma mau berebutan menggendongnya"
"Subhanallah.....beneran ter..? aku hampir tidak percaya dengan omongannya.
"Iya tante....."
"Tan....kenapa sih orang-orang suka begitu, giliran waktu kucing ini jelek dan korengan ngga ada satupun yang mau ngajaknya main atau memeliharanya, tapi sekarang setelah dia jadi bagus dan lucu begini semua orang pada berebutan, huh.....orang mau yang bagusnya aja kalo jelek ditinggalin" celetuknya dengan polos.

Heeeghhh........pernyataan anak kecil ini begitu menonjok ulu hatiku.
Kucing itu hanya perumpamaan saja. Kucing dilambangkan sahabat manusia.
Ada yang cantik, lucu, menggemaskan dan membuat hati kita senang bila bersamanya, kita mencintainya dan dia mencintai kita.
Namun ada juga yang budug, korengan, jelek, dan bahkan menjengkelkan, sampe kita tega menendangnya agar dia menjauh dari kita. Yang kita tangkap dari teman kita yang seperti ini adalah sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan, amarah, de el el.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun