Konsep Growth Mindset pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Carol Dweck dalam bukunya, "Mindset: The New Psychology of Success". Grwoth Mindset memiliki pengertian pemikiran yang bertumbuh atau bisa diartikan juga pemikiran yang selalu berkembang. Seseorang yang memiliki growth mindset meyakini bahwa kesuksesan, kecerdasan, keberhasilan dapat diupayakan melalui serangkaian proses yang dia jalani, mereka fokus (menikmati dan menjalani) terhadap proses tidak semata fokus pada hasil yang nanti akan diraih.Â
Selain itu, ciri-ciri orang yang memiliki Growth Mindset diantaranya open minded, tidak anti kritik bahkan mampu melihat hal positif dari sebuah kritikan, pantang menyerah, menyukai tantangan dan hal baru, tidak iri melihat kesuksesan orang lain justeru belajar dari keberhasilan orang lain, konsisten, tangguh dan berusaha menjadi yang terbaik menurut versinya sendiri.
     Bagi seorang muslim perlu mengetahui juga bahwa sebenarnya landasan dasar dari Growth Mindset ada pada surat Ar Rad ayat 11 yang artinya "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia"
      Pada ayat tersebut yang menjadi poin utama dalam konteks Growth Mindset ada pada kalimat "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". Pada kalimat tersebut Allah SWT mengajarkan manusia untuk mensyukuri nikmat dan kebaikan yang sudah diberikan, adapun kebaikan itu bisa berubah menjadi sesuatu yang buruk disebabkan atas prilaku (usaha) manusia itu sendiri.Â
Intinya adalah kita bisa belajar bahwa usaha, motivasi dan keyakinan yang kuat pada diri mampu mengubah keadaan bisa menjadi lebih baik pun begitu sebaliknya yang tentunya atas izin dan kehendak Allah SWT.Â
      Kita juga dapat mempelajari growth mindset ini melalui kisah-kisah para nabi atau sirah nabawiyah. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari growth mindset dari kisah Nabi Adam AS. Seperti kita tahu bahwa Nabi Adam AS merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT dan tinggal di tempat terbaik yang penuh dengan segala macam kenikmatan yakni surganya Allah SWT. Akan tetapi pada suatu waktu Nabi Adam AS melakukan sebuah kesalahan dengan mengikuti rayuan Iblis untuk memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah SWT.Â
Dari perbuatan tersebut nabi Adam AS beserta istrinya Siti Hawa mendapatkan konsekuensi yang begitu berat yakni dikeluarkan dari tempat yang menjadi impian dan harapan seluruh umat islam (surga) dan diturunkan ke bumi.
      Kemudian apa yang dilakukan oleh Nabi Adam AS beserta Siti Hawa sebagai respons dari hukuman yang mereka terima? Mereka bertanggung jawab dan menerima resiko atas apa yang sudah dilakukan, mereka juga tidak pernah menyalahkan iblis yang sudah menjerumuskannya kepada kesengsaraan, dan yang paling penting mereka mengakui kesalahan serta meminta ampunan kepada Allah SWT.Â
Peristiwa ini sangat erat sekali kaitannya dengan growth mindset yaitu bagaimana Nabi Adam AS mengajarkan bahwa dari sebuah kesalahan kita bisa belajar untuk lebih berhati-hati, belajar merencanakan serta menyusun strategi yang lebih baik dalam melakukan sesuatu. Sehingga kita tidak perlu takut salah dan takut gagal karena salah dan gagal merupakan bagian dari proses belajar.
      Masih dari peristiwa kesalahan yang dilakukan oleh Nabi Adam AS kita juga dapat belajar untuk tidak mudah menyalahkan orang lain atau bahkan jangan sama sekali menyalahkan orang lain. Apa yang diajarkan oleh Nabi Adam AS? ya, mengakui kesalahan, bertanggung jawab atas semua resiko yang sudah dilakukan, introspeksi diri dan mohon ampunan Allah SWT. Jika hal ini sudah mampu dilakukan maka kita bisa menghemat energi dan pikiran kita untuk hal-hal yang lebih positif dan produktif tidak sibuk menyalahkan orang lain yang ujungnya dekat dengan hal negatif semisal dapat memutus silaturahim dan lain sebagainya.
      Pada peristiwa yang lain yaitu ketika nabi Adam AS dan Siti Hawa berada di bumi, mereka terpisah dalam jangka waktu yang sangat lama, ada pendapat yang mengatakan selama 40 tahun, 300 tahun bahkan ada yang mengatakan 500 tahun. Pada rentang waktu itu, tentu banyak cobaan dan rintangan yang di hadapi tetapi mereka berdua tetap dalam kesabaran dan ketaatan, sampai akhirnya Allah pertemukan mereka di Jabal Rahmah setelah melakukan pertaubatan. Dari peristiwa ini kita dapat belajar tentang kesabaran ketika menghadapi cobaan dan rintangan serta tetap fokus pada target sampai keberhasilan bisa diraih.
      Itulah karakter-karakter dari growth mindset yang bisa kita pelajari dari kisah Nabi Adam AS.
     Â
Referensi :
- https://islam.nu.or.id/tafsir/tafsir-ar-ra-d-ayat-11-motivasi-mengubah-nasib-OcXb8
- https://www.islamadania.com/muslim-daily/pr-4063150542/setelah-lama-berpisah-jabal-rahmah-menjadi-saksi-perjumpaan-nabi-adam-dan-siti-hawa
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H