Bergandengan Tangan Dengan KWT
Untuk mewujudkan rencananya, Puguh mengajak anggota KWT Lombok Utara. Bersama mereka berusaha membuat tempe biji kelor.
Pada dasarnya proses pembuatan tempe dari kedelai dan biji kelor sama. Biji-bijian tersebut terlebih dahulu direndam selama beberapa menit agar mudah dikupas. Biji yang bersih lalu direbus hingga matang baru setelah itu diberi ragi. Selanjutnya tempe didiamkan dalm suhu ruang selama beberapa jam. Tempe yang sudah matang bisa dikonsumsi dengan cara digoreng atau dimasak.
Sayangnya, ketika tempe biji kelor ketika dimakan rasanya tidak sesuai harapan. Ada jejak rasa pahit meski biji kelor telah diproses dengan sedemikian rupa.
"Perlu riset lagi agar rasa tempe biji kelor lebih enak," aku Puguh.
Tidak menyerah, Puguh berupaya mencari jalan keluar. Ia melakukan beberapa kali percobaan dengan hasil yang belum memuaskan. "Suatu saat, saya berpikir menambahkan tepung sorgum ke adonan tempe. Sorgum banyak ditanam di desa kami," ungkap Puguh.
Tidak disangka, paduan sorgum dengan biji kelor memberi rasa yang lebih enak. Rasa pahit berkurang dan ada rasa manis. "Rasa manis semakin terasa ketika setelah makan tempe kita minum teh hangat tawar," serunya senang.
Keberhasilan ini tentu disambut gembira oleh ibu-ibu anggota KWT. Mereka semakin bersemangat membuat tempe biji kelor. Untuk membedakan keripik tempe biji kelor dengan keripik tempe lainnya, bagian luar keripik sengaja dibaluri serbuk daun kelor. Hasilnya tampilan keripik semakin menarik.
Menjadi Binaan Astra
Melihat potensi hasil pertanian yang besar di Lombok Utara, tahun 2018 Astra ikut membantu mengembangkan potensi pertanian di Lombok Utara dengan menetapkan Lombok Utara sebagai Desa Sejahtera Astra (DSA).
DSA merupakan salah satu program tanggung jawab sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility PT. Astra International TBK. Ada empat pilar utama yang menjadi fokus yaitu Astra sehat (kesehatan). Astra hijau (lingkungan), Astra Cerdas (pendidikan, dan Astra Kreatif (kewirausahaan).