Namanya pekerja, tentu rasa lelah menjadi sahabat. Setiap kali menaki kereta, pikiran saya sudah memberi isyarat untuk beristirahat. Sinyal ini tidak bisa dibantah. Begitu masuk ke kereta dan duduk di bangku sesuai nomor yang tertera di tiket, kelopak mata pelan-pelan menutup. Embusan angin dari pendingin udara membuat saya segera terlelap.Â
Mata baru akan terbuka ketika kereta mau memasuki Stasiun Rangkas Bitung. Jika lelah masih terasa, saya bisa melanjutkan istirahat di commuter line. Saya bisa menikmati perjalanan tersebut karena merasa aman berkat kehadiran petugas keamanan.
Para petugas juga sigap membantu penumpang yang mengalami kesulitan. Entah berapa kali saya mendapati petugas membantu penumpang naik kereta api dengan menggunakan kursi roda. Nanti akan ada petugas lain yang menjemput penumpang di stasiun tujuannya. Sikap tersebut secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk mendidiek jadi lebih baik dalam bersikap dengan sesama.Â
Ah, kemajuan Kereta Api Indonesia ternyata tidak hanya berupa fisik semata, tetapi juga merambah ke hal yang tak kasat mata tapi sangat mengena yaitu pelayanan. Sebagai pengguna kereta api tentu saya sangat mengapresiai segala sesuatu yang telah dicapai.Â
Saya juga berharap Kereta Api Indonesia semakin berkembang, menambah jumlah rangkaian kereta, menghidupkan jalur-jalur lama, menambah jam operasional kereta api, dan meningkatkan pelatihan untuk para petugas kereta api agar semakin bersinar. Teruslah melaju dengan cepat dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H