Rasanya pada masa lalu, roti dibuat bukan untuk masyarakat asli atau pribumi. Roti-roti lembut nan harum itu tentu untuk para warga Belanda atau keturunannya.
Entah sejak kapan masyarakat bisa benar-benar mengonsumsi kelezqtan roti yang dibuat di Bogor ini. Kepiawain sang pemilik dan kemampuannya membaca keinginan masyarakat tentu ikut andil dalam mengembangkan dan menjaga eksistensinya hingga sekarang.
Dari informasi yang saya dapat, kini perusahaan roti tersebut dijalankan oleh generasi ketiga. Tentu saja berjalannya waktu menyebabkan perubahan. Baik dati varian maupun kemasannya.
Kemasan baru
Ya, kemasan roti tan ek tjoan sudah berbeda. Seingat saya dulu krmadannya berupa plastik bening dengan sablon bertuliskan merek perusahaan roti. Saat ini kemasan bagian depan terdapat beberapa informasi tambahan seperti keterangan waktu dimulainya perusahaan itu berdiri, nama roti yang dikemas, nama dan logo perusahaan.Â
Pada kemasan bagian belakang terlihat nama akun media sosia milik perusahaan tak ek tjoan. Dengan demikian pelanggan atau pembeli baru bisa mengetahui kegiatan dari pabrik roti legendaris itu. Langkah ini juga menyiratkan bahwa para penerus berusaha mengadaptasi kemajuan teknologi sambil berupaya mrnjaga citarasa roti legendaris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H