Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Akhirnya Makan Roti Gambang Lagi

22 April 2024   17:01 Diperbarui: 27 April 2024   12:04 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roti gambang tan ek tjoan (foto: pribadi)

Setiap kali pulang, selalu ada kenangan yang ingin di ulang. Salah satunya menikmati kulinernya. Inilah roti gambang yang selalu saya buru dan nikmati saat kembali.

Sejak beberapa hari lalu, ada sesuatu yang masih saya cari. Bukan barang atau tempat walaupun sama-sama mengangenkan. 

Makanan atau roti gambang yang saya cari. Memang terdengar berlebihan, untuk sebagian orang, apalagi pencarian dilakukan saat masih libur lebaram. Letika semua perusahaan dan pabrik masih libur. Mungkin juga pabrik roti belum beroperasi.

Ada apa dengan roti gambang

Tidak tahu sejak kapan saya menyulai roti gambang. Seingat saya, ketika masih kecil saya sudah mengonsumsi roti berwarja cokelat ini. Rasanya yang manis dan tekstur yang padat membuatnya beda dari roti yang lain.

Taburan wijen pada bagian atas roti semakin membuatnya menarik. Bisa jadi karena teksturnya ini yang membuat roti gambang melekat kuat dalam ingatan. 

Rasanya ada sejumput kebahagiaan saat mengunyah roti berbentuk persegi panjang. Enak sekali.

Roti gambang tan ek tjoan

Salah satu pabrik roti jadul yang memproduksi roti gambang adalah Tan Ek Tjoan. Sejak lama produsen roti ini memenuhi hasrat kelezatan dan kenangan para pelanggannya.

Bilangan waktunya tidak 10 atau 20 tahun, melainkan lebih lama lagi sebab pabrik roti ini sudah beroperasi sejak tahun 1920. Saya membayangkan betapa menyenangkan lewat di depan toko atau kios Tan Ek Tjoan. Keharumannya bisa sekali menggoda pelanggan.

Rasanya pada masa lalu, roti dibuat bukan untuk masyarakat asli atau pribumi. Roti-roti lembut nan harum itu tentu untuk para warga Belanda atau keturunannya.

Entah sejak kapan masyarakat bisa benar-benar mengonsumsi kelezqtan roti yang dibuat di Bogor ini. Kepiawain sang pemilik dan kemampuannya membaca keinginan masyarakat tentu ikut andil dalam mengembangkan dan menjaga eksistensinya hingga sekarang.

Dari informasi yang saya dapat, kini perusahaan roti tersebut dijalankan oleh generasi ketiga. Tentu saja berjalannya waktu menyebabkan perubahan. Baik dati varian maupun kemasannya.

Kemasan baru

Ya, kemasan roti tan ek tjoan sudah berbeda. Seingat saya dulu krmadannya berupa plastik bening dengan sablon bertuliskan merek perusahaan roti. Saat ini kemasan bagian depan terdapat beberapa informasi tambahan seperti keterangan waktu dimulainya perusahaan itu berdiri, nama roti yang dikemas, nama dan logo perusahaan. 

Pada kemasan bagian belakang terlihat nama akun media sosia milik perusahaan tak ek tjoan. Dengan demikian pelanggan atau pembeli baru bisa mengetahui kegiatan dari pabrik roti legendaris itu. Langkah ini juga menyiratkan bahwa para penerus berusaha mengadaptasi kemajuan teknologi sambil berupaya mrnjaga citarasa roti legendaris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun