FasilitasÂ
Antara makan pagi dan makan siang saya gunakan untuk berkeliling dan ngobrol. Saya penasaran seperti apa fasilitas yang ada di kapal ini. Ternyata kapal yang berasal dari Jepang ini memiliki ruang baca (sayangnya tidak buka), toko kecil yang berjualan camilan dan minuman, ruang karaoke, restoran, mushola, ruang bermain anak, tempat bermian bola, mini cafe, dan katanya ada ruang gym.Â
Setelah pukul 10.00 di restoran akan tampil kelompok musik yang menghibur para penumpang. Kalau mau menikmati embusan angin laut, penumpang bisa duduk di dek luar.Â
Kebersihan
Saya menyukai perjalanan dengan menggunakan kapal. Setidaknya dapat beristirahat dengan baik dan melepaskan diri dari gawai. Namun ada sedikit catatan soal kebersihan, terutama di kelas ekonomi.Â
Kebersihan patut mendapat perhatian karena kamar mandi agak kotor. Lantai setiap wc tergenang air. Saya duga berasal dari pemakaian air untuk membersihkan diri. Para pengguna toilet sepertinya tidak mengetahui cara menggunakan toilet dengan teknologi modern.
Pada tepi kanan toilet terdapat tombol-tombol. Sayang instruksinya masih menggunakan huruf kanji sehingga sulit untuk dimenggerti. Untuk toilet jongkok, bentuknya berbeda namun tuas pembilasnya terlihat jelas. Itu pun masih ada yang menggunakan air dari selang pembilas untuk membersihkan toilet.Â
Bau tidak sedap juga sempat tercium dari genangan air yang berasal dari tempat sampah. Mungkin plastik pelapisnya sobek sehingga air bisa leluasa keluar. Bau ini dapat hilang jika petugas segera membersihkan genangan tersebut.
Kondisi di kelas 1 dan 2 teelihat lebih baik karena para petugas mengantarkan makanan ke setiap kamar dan mengambil piring berikut sampah.
Hal ini menjadi catatan, kalau nanti naik kapal lagi sebaiknya memilih kelas 1, 2 atau VIP. Supaya bisa lebih nyaman saat menempuh 15 jam perjalanan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H