Mohon tunggu...
Utari ninghadiyati
Utari ninghadiyati Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger, kompasianer, penggiat budaya

Menjalani tugas sebagai penggiat budaya memberi kesempatan untuk belajar berbagai budaya, tradisi, seni, dan kearifan lokal masyarakat. Ragam cerita ini menjadi sumber untuk belajar menulis yang dituangkan di kompasiana dan blog www.utarininghadiyati.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tahura Sultan Adam Merawat Alam dan Cagar Budaya

17 April 2023   17:17 Diperbarui: 17 April 2023   17:20 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Sakit Paru yang kini dijadikan tujuan wisata di Tahura Sultan Adam (foto: pribadi)

Kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam berada di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Letaknya di kawasan berbukit dengan puncak menjulang namun tak terlalu tinggi.

Kawasan yang sejuk ini menjadi daerah wisata favorit masyarakat karena menyimpan banyak potensi. Dari keindahan alam hingga beberapa peninggalan Belanda.

Siang itu, di suatu liburan saya berkesempatan menyambangi daerah wisata yang kerap disingkat Tahura. Letaknya tidak terlalu jauh dari Kota Banjarbaru, sekitar 30 menit mengendarai motor.

Untuk menuju ke sana, sarana jalan raya termasuk mulus. Aspal hitam melapisi permukaan jalan yang membelah perkampungan dan perkebunan karet.

Jalannya tidak terlalu tajam, meski berkelok-kelok karena mengikuti kontur perbukitan. Menyusuri jalan raya terasa cukup nyaman karena udara tidak terlalu panas. Pepohonan meredam udara panas siang hari.

Kawasan Tahura sejak dulu menjadi primadona wisata. Selain letaknya tidak terlalu jauh dari Kota Banjarbaru, Banjarmasin, Martapura atau Pelaihari, keindahan alam dan sejuknya udara menjadi pemikat wisatawan.

Dari tahun ke tahun kawasan ini terus berbenah. Sarana jalannya bagus, area wisata juga cukup terjaga. Namun yang menjadi catatan penting adalah terjaganya cagar budaya yang ada di sana.

Apa saja sih daya tarik Tahura Sultan Adam?

1. Keindahan alam yang masih terjaga. Pepohonan besar tumbuh dengan baik di kawasan ini, termasuk pohon-pohon besar khas Pulau Kalimantan.

2. Keberadaan air terjun alami yang masih terjaga dengan baik. Untuk mencapai air terjun puteri, puteri kembar, dan tirai hujan cukup berjalan kali saja.

3. Arboretum yang merupakan koleksi tanaman dan pepohonan untuk penelitian.

4. Penangkaran rusa yang letaknya tak jauh dari tempat parkir. Lokasi ini merupakan tempat kesukaan anak-anak karena bisa melihat dan memberi makan rusa.

5. Peternakan lebah kelulut menjadi salah satu tempat untuk belajar mengenai hewan penghasil madu sekaligus edukasi bagi masyarakat yang ingin belajar budidaya madu kelulut.

6. Cagar budaya seperti kolam belanda, lapangan tenis, dan rumah sakit.

7. Puncak pemantau yany berada tepat di atas tahura sultan adam.

Dari sekian banyak potensi yang dimiliki Tahura Sultan Adam, saya sangat tertarik pada keberadaan cagar budaya di kawasan tersebut. Letaknya tersebar dari bawah hingga puncak bukit.

Ketika menyusuri satu persatu peninggalan sejarah itu, saya seperti sedang melakukan perjalan ke masa lalu. Apakah mungkin dahulu Belanda membangun segala fasilitas agar mereka bisa melakukan healing sekaligus berolahraga sejenak.

Bagaimana tidak, di bagian yang agak landai tepat di bawah tebing yang dipenuhi pepohonan, dibuat sebuah kolam renang besar. Airnya sangat jernih karena bersumber dari mata air. 

Meski bisa melihat ke bagian dasar, tetap harus berhati-hati karena kolam ini cukup dalam. Hingga saat ini kolam masih berfungsi dengan baik.

Naik lagi ke atas, saya mendapat sebuah lapangan tenis. Sepertinya saat ini sudah jarang digunakan. Tidak jauh dari lapangan yang dibatasi oleh pagar kawat terlihat bangunan kecil yang rusak. Mungkin dulunya berfungsi sebagai ruang ganti.

Tidak jauh dari lapangan tenis, tepatnya di seberang lapangan terlihat jalan batu yang menanjak. Jika diikuti akan sampai ke tempat transmiter atau menara transmisi. Lelah juga mendaki ke sana karena jalannya cukup terjal.

Selepas melihat keindahan dari atas tempat transmisi, saya menuju ke puncak bukit. Inilah tempat favorit.

Dari sini saya bisa melihat keindahan pengunungan meratus dan bendungan riam kanan. Selain itu bisa menikmati keindahan arsitektur rumah belanda serta rumah sakit paru-paru.

Paduan alam dan cagar budaya sudah tentu membuat Tahura Sultan Adam istimewa.

Ya, kawasan Tahura secara tidak langsung menjadi kawasan wisata yang sustainable dan responsible. Berkelanjutan terlihat dari terpeliharanya benda-benda peninggalan sejarah yang sarat dengan nilai edukasi. 

Tak salah kalau saya bangga berwisata di Indonesia. Keindahan dan pesonanya memang tak ada duanya. Rasanya selalu ada tempat yang bisa dikunjungi. Wisata di Indonesia aja tak akan habis hingga nanti.

Saya berharap pesona Tahura Sultan Adam semakin memancar dengan mengungahnya di even samber thr 2023 hari 17. Upaya yang dibuat oleh Samber THR tentu akan bisa mengungkap potensi wisata di Indonesia yang sustainable and responsible travel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun