Pemilihan ukuran plang sepertinya disepakati bersama. Menurut saya cukup tepat karena menghadirkan suasana retro yang kuat. Kalau pun toko tak membuat plang, tanda atau nama toko akan dituliskan langsung pada bagian muka.
Sebab berada di bagian lama, maka sejumlah tembok bangunan terlihat berlumut. Mungkin bagian tembok tersebut kerap terkena hujan.
Sebagian besar toko yang ada tak bersolek habis-habisan. Tak ada warna cat yang menyolok. Benar-benar menjaga suasana masa lampau.
Sarapan dan kopi
Asyik memerhatikan suasana pagi, ketika satu per satu toko mulai dibuka, saya sampai tidak menyadari kalau belum sarapan.
Sembari menunggu, saya mengamati Kota Lama Banjarmasin. Sebagian besar toko menghidangkan kopi. Tentu saja pencetus awalnya ada kedai Kota Lama Koffie.
Setiap kedai tentu memiliki keistimewaan. Racikan istimewa untuk para pemuja kopi.
Di sela kedai-kedai kopi, terselip kedai roti, nasi, bakmi, sampai warteg. Hm, kebetulan belum sarapan. Baiknya mencoba apa ya?
Ada kedai bakmi tepat di samping Kopi Lama Koffie. Lalu kedai warteg dan di seberang ada kedai nasi bakar.
Tak lama Teh Ani dan Putri datang. Segera mencari tempat yang nyaman dan mengenyangkan.