Pagi ini suasana di Pasar Sudimampir belum ramai. Sejumlah toko belum buka. Beberapa penjaga toko tengah bersiap membuka toko.
Ada juga penjaja kembang tabur di tepi jalan. Duduk menunggu di trotoar dengan baki berisi bunga. Saya masih terus melaju hingga pertigaan. Sempat tergoda untuk mampir di toko roti lama yang ada di pojok jalan. Namun teringat kalau harus mencari letak Kota Lama, saya tidak ingin teman-teman menunggu. Kembali melaju ke jalan Bank Rakyat hingga pertigaan.
Sesuai peta, di depan saya harus berbelok sedikit ke kanan lalu masuk ke dalam lorong. Ternyata saya menyusuri jalan di belakang sebuah bank. Bukan ini tempatnya.
Putar balik, kembali ke arah semula dan menyusuri jalan untuk masuk ke lorong di sebelah. Rupanya lorong ini merupakan area parkir kendaraan pengunjung Kota Lama.
Waktu sampai di sana, saya merasa ada di area pertokoan di daerah Kota, Jakarta. Bangunan ruko dua lantai berukuran sedang. Dengan pintu besi yang tertutup rapat.
Namun rupanya kawasan Kota Lama yang menjadi kawasan wisata ada di lorong sebelah. Pantas saja lorong ini tak terlalu ramai.
Mestinya motor saya parkir di sini, tapi karena masih pagi dan belum yakin kalau sudah sampai di tujuan, lebih baik tetap berkendara ke lorong sebelah lewat sebuah jalan kecil.
Dan, kini saya di hadapkan pada deretan bangunan pertokoan lama namun wajahnya berubah.
Penanda Toko
Wajah deretan ruko itu terlihat lebih kekinian. Plang nama-nama toko seperti di atur. Terlihat namun tidak berlebihan. Cukuplah plang berbentuk bulat atau kotak berukuran sedang.