Mohon tunggu...
Utami Budiasih
Utami Budiasih Mohon Tunggu... Relawan - Suka membaca, menulis, dan berteman dengan siapa saja

@utamibudiasih

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

6 Prinsip Membangun Personal Branding

15 Juni 2021   17:40 Diperbarui: 17 Juni 2021   10:26 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para ahli mengatakan bahwa personal branding adalah citra diri yang melekat di alam bawah sadar masyarakat atau oranglain terhadap seseorang. Membangun personal branding berarti kita ingin dikenal sebagai apa. Jika seseorang ingin dikenal luas di tengah masyarakat, meningkatkan prestasi karir atau anda yang sedang mencari pekerjaan,maka personal branding ini sangat diperlukan. Tidak hanya semata-mata agar tetap eksis, tetapi memiliki value yang bermanfaat untuk orang lain.

Berikut  enam prinsip membangun personal branding yang pernah saya pelajari lewat beberapa seminar singkat, dan kajian yang pernah saya ikuti, agar kita memiliki nilai plus di tengah masyarakat ataupun di dunia digital saat ini.

1 .Setiap orang adalah bintang

"I'm not perfect, but I'm Very special and limited edition" begitu kata Abah Rama Royani, seorang pakar pendidikan. Saya mendengarkan dengan seksama dalam sebuah seminar singkat di salah satu hotel di Kota Semarang tahun 2016 silam.

Setiap orang pasti memiliki keistimewaan, ia adalah bintang, ia adalah istimewa. Dan tidak semestinya, ada rasa minder karena setiap kita pasti luar biasa.

Setiap manusia diciptakan ke dunia ini oleh Allah SWT, pasti memiliki maksud dan tujuan dari langit. Agar terwujud maksud dan tujuan tersebut, Allah SWT telah menginstal software dalam diri manusia. Software yang dimaksud adalah bakat dalam diri, potensi diri, ataupun "tambang emas" yang masih terhimpun dalam diri. Tetapi banyak dari manusia tidak memahai bakat apa yang terpendam dalam dirinya dan bagaimana memaksimalkan dengan sebaik-baiknya.

Karena setiap kita adalah istimewa, maka galilah bakat apa yang terpendam dalam diri. Bakat bisa didefinisikan perilaku alami  yang dilakukan secara berulang dengan segenap pikiran dan perasaan yang pelakunya merasa bahagia, nyaman, bermanfaat bahkan jika dimaksimalkan akan menghasilkan uang. Sedangkan minat adalah ketertarikan seseorang terhadap sesuatu yang kuat, misalnya ia memilih bidang pekerjaan menjadi artis, guru, penulis dan sebagainya.

2.  Bersyukur dengan apa yang ada dalam diri

Saya kok yakin, bahwa dengan terus bersyukur, maka kita akan lebih bahagia. Mengapa? Dengan terus berbahagia dengan apa yang ada dalam  diri sendiri, maka akan menguatkan rasa bahwa," saya istimewa, maka saya akan mengembangkan anugerah Ilahi yang melekat dalam diri saya."

Dengan rasa syukur kita akan semakin menyadari bahwa kesuksesan diri, pencapaian diri, harta, jabatan, ilmu yang didapat setelah mengembangkan personal brandingnya adalah titipan dan karunia Allah semata agar menjadi jalan beribadah kepadaNya.

Jadi branding yang melekat dalam diri, selalu akan membuat kita mengucapkan, "Alhamdulillah." Pun mencapaian kecil, selalu bermuara pada kalimat "alhamdulillah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun