Hari yang melelahkan
Aku mencoba membuang lelahku
Kuhempaskan  tubuhku untuk duduk
Di sebuah kursi reot dekat jendela kamar
Kali ini aku membiarkan wajahku tanpa topeng
Lalu mataku kuarahkan melihat sekeliling
Ada berbagai jenis topeng terpasang rapih disana
Ya, setiap hari aku cukup memilhnya satu
atau menggantinya jika memang perluÂ
Ah, terkadang melelahkan memang
Saat kau harus hidup
Menjadi seorang pemain drama
Jika kau ingin melihat aku tanpa topeng
Maka lihatlah
Mataku nanar menatap kosong
Jangan tanya apakah ada senyum
Bibirku kelu lebih suka terdiam
Aku lebih suka mendengarkan
Suara hatiku yang tak pernah berhenti bicara
Inilah aku yang tanpa topeng
dalam sebuah sandiwara  dunia
Lalu kurasakan gelap kembali memayungi
Kesepian kembali menyelimutiku
Disudut kamar ini
Aku mencoba memeluk diri
yang diterkam kesunyian
Hingga akhirnya muncul sebuah tanya
Sampai kapan aku hidup dengan topeng?
Bisakah jika besok aku hidup tanpa topeng?
Lalu menjadi diriku
Apa adanya
Bisakah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H