Mohon tunggu...
UtamaPutranto
UtamaPutranto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Program Doktoral Komunikasi Universitas Sahid

membahas hal yang berkaitan dengan komunikasi, fotografi, musik, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

MC Baba: Fenomena Rap Tuli Melalui Analisis Teori Abjeksi Julia Kristeva

9 Juli 2024   04:34 Diperbarui: 9 Juli 2024   04:43 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kristeva berpendapat bahwa abjek terkait erat dengan proses individuasi dan pembentukan diri. Abjek muncul dari tahap pra-simbolik, sebelum pembentukan tatanan simbolik bahasa dan budaya. Abjek terkait dengan tubuh maternal, karena kelahiran mewakili pertemuan pertama dengan abjek---pengusiran anak dari tubuh ibu, yang merupakan pemisahan yang perlu namun mengerikan.

Abjek ada di pinggiran, menghadapkan kita pada apa yang kita tolak dan takutkan, mengungkapkan permeabilitas dan ketidakstabilan batas-batas kita. Abjek mengganggu perbedaan antara diri dan yang lain, subjek dan objek. Gangguan ini sangat afektif, melibatkan reaksi primal. Abjek mewujudkan apa yang harus dikecualikan atau dimarjinalisasi oleh masyarakat untuk mempertahankan tatanan simbolik dan rasa identitasnya.

Dalam konteks budaya dan artistik, abjek sering muncul dalam bentuk subjek atau citra tabu yang menghadapkan audiens dengan batas zona kenyamanan mereka. Dengan menghadirkan apa yang biasanya ditekan atau dikecualikan, seni yang melibatkan abjek dapat menantang struktur normatif dan memprovokasi refleksi kritis tentang norma dan nilai-nilai masyarakat.

Penerapan pada MC Baba dan "Deaf Hop"

Menerapkan konsep abjek dari Kristeva pada kasus MC Baba memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang dampaknya pada genre rap dan narasi budaya yang lebih luas. Konsep abjek Kristeva lebih tepat dibandingkan konsep tabu dari Georges Bataille atau konsep-konsep lainnya karena beberapa alasan mendasar:

Pertama, fokus Kristeva pada pengalaman pribadi dan sosial lebih relevan untuk memahami dampak MC Baba. Abjek dalam konteks MC Baba membantu menjelaskan reaksi visceral yang dirasakan oleh penonton saat melihat penampilannya. Bataille, meskipun juga membahas tabu dan transgresi, lebih menekankan pada aspek erotis dan spiritual dari pelanggaran tabu, yang mungkin tidak secara langsung relevan dengan fenomena MC Baba. Bataille menggambarkan pelanggaran ini sebagai bagian penting dari pengalaman manusia yang melibatkan aspek-aspek sakral dan profan dalam "Erotism: Death and Sensuality" (Bataille, 1962).

Kedua, Kristeva menekankan pentingnya reaksi emosional yang kuat terhadap abjek. Dalam penampilan MC Baba, penggunaan gerakan tubuh, ritme, dan ekspresi wajah yang intens menciptakan pengalaman sensorik yang kuat bagi penonton. Kristeva menyatakan, "Abjection... is above all ambiguity. Because, while releasing a hold, it does not radically cut off the subject from what threatens it" (Kristeva, 1982, p. 9). Reaksi ini penting untuk memahami bagaimana seni MC Baba mengganggu dan menantang persepsi penonton tentang batasan identitas dan komunikasi.

Ketiga, konsep abjek Kristeva sangat relevan dalam konteks seni yang menantang norma-norma sosial. MC Baba, sebagai rapper tuli, mendefinisikan ulang apa yang dianggap sebagai ekspresi artistik yang sah dalam komunitas rap. Kristeva menulis, "The abject confronts us... with those fragile states where man strays on the territories of animal" (Kristeva, 1982, p. 12). Dengan menampilkan apa yang biasanya ditekan atau dikecualikan, seni MC Baba memprovokasi refleksi kritis tentang norma dan nilai-nilai masyarakat.

Secara psikologis, penonton yang menyaksikan video musik MC Baba sering mengalami respons yang intens, sebagaimana dijelaskan oleh Kristeva dalam teorinya tentang abjek. MC Baba, dengan "deaf hop"-nya, mengonfrontasi penonton dengan kenyataan yang tidak biasa dan mengganggu---seorang rapper yang tidak dapat mendengar atau berbicara dalam pengertian konvensional, namun tetap mampu menyampaikan emosi dan pesan yang mendalam. Hal ini memaksa penonton untuk menghadapi dan menantang asumsi-asumsi mereka tentang komunikasi dan ekspresi artistik. 

Reaksi visceral yang diprovokasi oleh penampilan MC Baba mencerminkan bagaimana abjek bekerja, yaitu dengan mengganggu dan meruntuhkan batas-batas yang kita bangun di sekitar identitas dan kenyamanan kita. Kristeva menyatakan, "Abjection... is above all ambiguity. Because, while releasing a hold, it does not radically cut off the subject from what threatens it" (Kristeva, 1982, p.p. 9). Dalam hal ini, abjek tidak hanya berfungsi sebagai sesuatu yang kita tolak, tetapi juga sebagai kekuatan yang memaksa kita untuk merefleksikan dan mungkin mengubah cara kita melihat dunia dan diri kita sendiri.

Video musik MC Baba sering menampilkan kombinasi gerakan tubuh yang kuat, ritme yang menarik, dan ekspresi wajah yang intens. Elemen-elemen ini bekerja bersama untuk menciptakan pengalaman sensorik yang kuat bagi penonton, memaksa mereka untuk terlibat dengan seni dengan cara yang lebih mendalam dan emosional. Penonton mungkin merasa terkejut, kagum, atau bahkan tidak nyaman, tetapi reaksi ini semua adalah bagian dari cara MC Baba menggunakan abjek untuk mengkomunikasikan pesannya dan menantang batasan genre musik rap. Berbeda dengan Sean Forbes, seorang rapper amerika yang menggunakan American Sign Language (ASL) untuk mengkomunikasikan lirik. Hal ini terasa beda dengan yang dilakukan MC Baba. Forbes menggunakan video music menggunakan ASL dan text sebagai jembatan kenyamanan dari penonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun