Mohon tunggu...
Rama Uta
Rama Uta Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Sulit untuk mencuri dunia yang telah bersikap dan menyandarkan punggung dengan kearifan untuk mengetahuinya..

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(HUT RTC) Duduk, Berjalan dan Berlari

4 Maret 2016   15:18 Diperbarui: 4 Maret 2016   15:33 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku Tercekat,
Kubuka kantong kresek itu
Kulihat ada namaku
Dengan tulisan almarhum didepannya.

04 Maret 2016

 

Sumber Inspirasi :

PUISI UNTUK ANAK KORBAN TABRAKAN MAUT AFRIANTI SUSANTI
Ayah,

oleh : Ruben Nurdiasamanto

 

Aku pamit, badanku mulai dingin dipelukanmu..
 Paman Malaikat sudah disini...
 Dia membawakan aku sebuah selendang...
 Dia akan menggantikan baju kotorku ini....
 Biarkan Dia Yang Menimangku...

 Biarkan Dia menggantikan pelukanmu...
 Sepertinya akan hangat berada dipelukannya...
 Ayah, apakah itu botol susuku??
 Biar aku teguk, sekali teguk untuk perjalannku nanti..
 Sepertinya akan jauh,...
 Jika aku tertawapun ayah tak akan dengar dari kejauhan..

 Aku akan rindu ayah...
 Aku tidak akan nakal, paman malaikat menjagaku..
 Ayah, maafkan aku..
 Aku tak akan membalas lagi pelukan eratmu..

 Letakkan aku dipangkuanmu dengan adzan pengantar terakhirku..
 Doakan aku sepanjang waktu..
 Mimpikan aku menjelang Malam....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun