Mohon tunggu...
Uswatun Uswatun
Uswatun Uswatun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi volly ball

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori attachment yang di kemukakan oleh Mary Ainsworth & Jhon Bowlby

17 Januari 2025   21:20 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:21 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori attachment atau keterikatan emosional adalah salah satu konsep paling fundamental dalam psikologi perkembangan yang menjelaskan hubungan emosional yang kuat antara anak dan pengasuh utama mereka, biasanya orang tua. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby dan kemudian diperluas oleh Mary Ainsworth,yang melakukan penelitian empiris untuk memahami bagaimana hubungan ini berkembang dan memengaruhi perilaku anak.

 John Bowlby dan Konsep Attachment

    John Bowlby, seorang psikolog asal Inggris, adalah pencetus teori attachment. Ia mengembangkan teori ini pada tahun 1950-an dan 1960-an, berfokus pada bagaimana hubungan awal antara bayi dan pengasuh membentuk pola emosional dan sosial sepanjang hidup.

Bowlby berpendapat bahwa attachment adalah kebutuhan biologis yang bersifat universal dan berfungsi untuk meningkatkan kelangsungan hidup individu. Ia melihat hubungan antara anak dan pengasuhnya sebagai suatu bentuk ikatan emosional yang memiliki tujuan evolusioner: bayi yang terikat secara emosional dengan pengasuhnya cenderung lebih aman, karena mereka akan lebih mendapat perlindungan dan perhatian, serta lebih mungkin untuk bertahan hidup.

Bowlby menyatakan bahwa attachment memiliki beberapa ciri penting, di antaranya:

1. Kebutuhan untuk kedekatan Bayi merasa aman ketika dekat dengan pengasuh utama mereka, terutama dalam situasi yang mengancam atau menakutkan. Ketergantungan pada pengasuh ini adalah cara untuk mendapatkan kenyamanan dan perlindungan.

2. Kesejahteraan emosional Keterikatan yang aman dengan pengasuh memengaruhi perkembangan emosional anak. Pengasuh yang responsif membantu anak merasa lebih aman dan nyaman dengan dunia di sekitar mereka.

3. Internal Working Models Menurut Bowlby, pengalaman pertama dalam hubungan attachment membentuk pola mental atau *model kerja internal* yang memengaruhi bagaimana anak melihat diri mereka sendiri, orang lain, dan hubungan interpersonal di masa depan. Misalnya, jika anak merasa aman dan dicintai oleh pengasuhnya, mereka akan lebih cenderung memiliki pandangan positif tentang diri mereka dan orang lain.

 Mary Ainsworth dan Penelitian Attachment

Mary Ainsworth, seorang psikolog asal Amerika, adalah kolaborator penting dalam mengembangkan teori attachment. Ia dikenal karena melakukan penelitian yang lebih terstruktur dan terperinci tentang bagaimana attachment berkembang pada anak-anak. Ainsworth melakukan eksperimen yang dikenal dengan nama *Strange Situation Procedure* (Prosedur Situasi Aneh) pada tahun 1970-an untuk menilai dan mengklasifikasikan jenis-jenis attachment pada bayi.

Eksperimen ini melibatkan serangkaian pengamatan di mana bayi yang berusia sekitar 12 hingga 18 bulan ditempatkan dalam situasi yang tidak biasa, di mana mereka harus berpisah dan bertemu kembali dengan ibu mereka. Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana bayi merespons perpisahan dan pertemuan kembali dengan ibu mereka, yang kemudian diinterpretasikan untuk mengklasifikasikan gaya attachment mereka.

Ainsworth mengidentifikasi tiga jenis utama attachment pada bayi, yang bergantung pada bagaimana mereka merespons perpisahan dan pertemuan kembali dengan ibu mereka. Kemudian, ia menambahkan satu kategori tambahan, yang disebut sebagai attachment disorganized berdasarkan pengamatan dari peneliti lain. Berikut adalah empat jenis attachment menurut Ainsworth:

1. Attachment Aman (Secure Attachment)
   Anak-anak dengan attachment aman menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi. Mereka merasa aman ketika ibu mereka hadir, tetapi juga merasa nyaman menjelajah lingkungan di sekitar mereka. Ketika ibu meninggalkan ruangan, anak-anak ini biasanya merasa cemas, tetapi ketika ibu kembali, mereka dapat dengan cepat menenangkan diri dan kembali ke aktivitas mereka dengan penuh percaya diri. Anak-anak dengan attachment aman cenderung memiliki ibu yang responsif dan konsisten terhadap kebutuhan mereka.

 Ciri-ciri
     Anak merasa tenang dan dapat bermain dengan mandiri saat ibu hadir, cemas ketika ibu pergi, dan bahagia saat ibu kembali.

2. Attachment Tidak Aman Menghindar (Insecure-Avoidant Attachment)
   Anak-anak dengan attachment menghindar cenderung tidak menunjukkan banyak respons ketika ibu mereka pergi atau kembali. Mereka biasanya tampak tidak terpengaruh oleh perpisahan dan cenderung menghindari kontak fisik atau interaksi emosional dengan ibu mereka ketika ibu kembali. Anak-anak ini mungkin mengalami ibu yang lebih sering mengabaikan atau tidak responsif terhadap kebutuhan emosional mereka.

 Ciri-ciri
Anak tampak tidak terganggu ketika ibu pergi, dan lebih suka menjauh atau menghindari kontak ketika ibu kembali.

3. Attachment Tidak Aman Ambivalen (Insecure-Ambivalent/Resistant Attachment)
   Anak-anak dengan attachment ambivalen menunjukkan kecemasan yang kuat terhadap perpisahan dan kesulitan untuk menenangkan diri setelah ibu kembali. Mereka sering merasa bingung, merajuk, atau marah kepada ibu, tetapi pada saat yang sama tetap menginginkan kedekatan fisik. Ini biasanya terjadi ketika ibu tidak konsisten dalam merespons kebutuhan anak, kadang-kadang sangat responsif dan kadang-kadang tidak responsif sama sekali.

 Ciri-ciri
Anak merasa sangat cemas dan marah saat ibu pergi, dan meskipun mereka sangat ingin perhatian ibu ketika ibu kembali, mereka juga menunjukkan perilaku marah atau menuntut.

4. Attachment Disorganized (Disorganized Attachment)
   Jenis attachment ini diidentifikasi setelah Ainsworth, oleh peneliti lain, dan sering dikaitkan dengan situasi yang lebih kompleks, seperti pengabaian atau kekerasan dalam pengasuhan. Anak-anak dengan attachment disorganized menunjukkan perilaku yang sangat bingung atau tidak konsisten. Mereka mungkin menunjukkan perilaku mendekat sekaligus menghindar terhadap pengasuh, menunjukkan kebingungannya tentang bagaimana seharusnya bereaksi terhadap perpisahan dan pertemuan kembali.

 
Ciri-ciri
    Anak mungkin tampak bingung, terputus-putus, atau terjebak antara ingin mendekati pengasuh dan merasa takut terhadap pengasuh mereka.

 Implikasi dari Teori Attachment Bowlby dan Ainsworth

     Teori attachment yang dikembangkan oleh Bowlby dan Ainsworth memiliki dampak yang sangat besar dalam bidang psikologi, terutama dalam pemahaman hubungan awal anak-anak dengan pengasuh mereka. Beberapa implikasi penting dari teori ini adalah:

1. Pentingnya Pengasuhan Awal
     Teori attachment menunjukkan bahwa hubungan awal dengan pengasuh memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan emosional dan sosial anak. Anak-anak yang memiliki attachment yang aman cenderung tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri, mampu menjalin hubungan yang sehat, dan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik.

2. Dampak pada Perkembangan Mental Kualitas attachment anak dengan pengasuhnya dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, sosial, dan emosional mereka. Anak-anak yang memiliki attachment yang aman cenderung memiliki kontrol diri yang lebih baik, lebih terbuka terhadap pengalaman baru, dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang perasaan mereka sendiri dan orang lain.

3. Pentingnya Responsivitas Pengasuh
      Teori ini juga menekankan pentingnya pengasuh yang responsif terhadap kebutuhan anak, baik secara fisik maupun emosional. Ketika pengasuh memberikan perhatian yang konsisten dan dapat diandalkan, anak-anak merasa aman untuk mengeksplorasi dunia mereka dan membangun keterampilan sosial yang kuat.

4.Keterkaitan dengan Hubungan Dewasa
    Model kerja internal yang terbentuk dalam hubungan attachment awal dapat memengaruhi cara individu menjalin hubungan di masa depan, baik dalam hubungan persahabatan, pernikahan, atau hubungan profesional. Orang dengan attachment yang aman lebih cenderung memiliki hubungan yang stabil dan sehat.

 Kesimpulan

     Teori attachment yang dikemukakan oleh John Bowlby dan dikembangkan lebih lanjut oleh Mary Ainsworth memberikan pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya hubungan emosional awal dalam perkembangan anak. Attachment yang aman atau tidak aman mempengaruhi cara anak berinteraksi dengan dunia mereka, bagaimana mereka mengelola emosi, serta bagaimana mereka membentuk hubungan interpersonal di masa depan. Menyadari pentingnya attachment dapat membantu orang tua, pengasuh, dan profesional di bidang pendidikan dan kesehatan mental untuk mendukung perkembangan anak-anak dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang konsisten dan responsif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun