Mohon tunggu...
Uswatun Khasanah
Uswatun Khasanah Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis | Mahasiswa

Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Trust Issue: Aspek Tersembunyi yang Jarang Dibahas

23 Januari 2025   06:56 Diperbarui: 23 Januari 2025   06:56 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Trust issue atau masalah kepercayaan seringkali dianggap sebagai persoalan yang terkait dengan hubungan antara individu. Biasanya, orang melihatnya sebagai ketidakmampuan untuk mempercayai orang lain atau perasaan khawatir bahwa seseorang akan mengecewakan mereka. Namun, ada dimensi-dimensi yang lebih dalam dari trust issue yang sering kali tidak dibahas. Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang trust issue dengan fokus pada berbagai aspek yang jarang dipahami oleh kebanyakan orang.

1. Trust Issue yang Bersifat Intergenerasional
Masalah kepercayaan bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, jika seseorang tumbuh dalam keluarga dengan pola asuh yang penuh kecurigaan atau pengkhianatan, mereka cenderung membawa pola pikir yang sama ke dalam hubungan mereka. Hal ini sering kali tidak disadari oleh individu, tetapi dapat memengaruhi cara mereka mempercayai orang lain dalam berbagai aspek kehidupan.  

2. Overcompensating sebagai Akibat Trust Issue
Sebagian orang dengan trust issue mungkin mencoba mengatasi ketidakpercayaannya dengan berperilaku seolah-olah mereka terlalu percaya pada orang lain. Ini bisa berupa memberikan kepercayaan secara berlebihan atau mengabaikan tanda-tanda bahaya dalam hubungan. Strategi ini sering kali tidak dibahas karena tampak seperti "kebalikan" dari trust issue, tetapi sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan yang tidak sehat.

3. Hubungan Trust Issue dengan Kontrol Berlebihan
Banyak orang dengan trust issue berusaha mengendalikan situasi atau orang-orang di sekitar mereka sebagai cara untuk merasa aman. Perilaku ini sering tidak dikenali sebagai trust issue, melainkan dianggap sebagai sifat dominan atau perfeksionis. Namun, di balik kontrol yang berlebihan, sering kali ada rasa takut untuk menyerahkan kendali kepada orang lain.  

4. Trust Issue pada Tingkat Profesional  
Di tempat kerja, trust issue dapat muncul dalam bentuk ketidakpercayaan terhadap atasan, kolega, atau bahkan kebijakan perusahaan. Misalnya, seseorang mungkin merasa ragu untuk berbagi ide karena takut ide tersebut akan diambil atau mereka akan kehilangan pengakuan. Trust issue di lingkungan profesional dapat menyebabkan isolasi, produktivitas yang menurun, atau bahkan burnout.  

5. Pengaruh Budaya terhadap Trust Issue

Budaya tertentu memiliki pandangan yang berbeda tentang kepercayaan. Dalam budaya yang sangat kolektif, kepercayaan sering kali diberikan berdasarkan hubungan keluarga atau komunitas, bukan individu. Sebaliknya, budaya yang lebih individualistik mungkin cenderung memandang kepercayaan sebagai sesuatu yang harus diperoleh. Perbedaan ini dapat memengaruhi cara seseorang membangun kepercayaan dan menghadapi trust issue.  

6. Ketergantungan pada Teknologi dan Trust Issue
Dengan semakin banyaknya interaksi digital, masalah kepercayaan semakin berkembang dalam konteks teknologi. Sebagai contoh, seseorang mungkin merasa kesulitan mempercayai informasi yang diterima melalui media sosial atau takut data pribadinya disalahgunakan oleh platform online. Trust issue ini berbeda dengan trust issue interpersonal, tetapi sama-sama berdampak signifikan pada hubungan dan kesejahteraan mental.  

7. Trust Issue dalam Hubungan "Self-Sabotage"
Orang dengan trust issue sering kali tanpa sadar menghancurkan hubungan yang sebenarnya sehat karena mereka merasa tidak layak untuk dipercaya atau dicintai. Mereka mungkin mencari-cari alasan untuk membuktikan bahwa orang lain tidak dapat dipercaya, meskipun tidak ada bukti nyata. Pola ini sering kali luput dari perhatian, bahkan oleh mereka yang mengalaminya. 

8. Trust Issue akibat Ekspektasi yang Tidak Realistis
Terkadang trust issue tidak muncul dari pengalaman buruk, tetapi dari ekspektasi yang tidak realistis tentang hubungan. Misalnya, seseorang mungkin berharap pasangannya selalu jujur dalam segala hal, tanpa memahami bahwa setiap individu memiliki batasan privasi. Ketika ekspektasi ini tidak terpenuhi, mereka merasa dikhianati, meskipun tidak ada kesalahan yang sebenarnya terjadi.  

9. Trust Issue pada Tingkat Kolektif
Ketidakpercayaan bisa muncul dalam kelompok besar, seperti komunitas atau negara. Contohnya adalah distrust terhadap pemerintah, lembaga hukum, atau media. Hal ini sering kali disebabkan oleh peristiwa historis, seperti skandal politik atau penyelewengan kekuasaan, yang meninggalkan dampak jangka panjang pada masyarakat.  

10. Peran Neurobiologi dalam Trust Issue
Dari sudut pandang ilmiah, kepercayaan juga melibatkan proses biologis, seperti pelepasan hormon oksitosin. Orang dengan trust issue yang parah mungkin memiliki ketidakseimbangan neurokimia yang memengaruhi kemampuan mereka untuk merasa nyaman dan percaya pada orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa trust issue tidak hanya dipengaruhi oleh pengalaman hidup tetapi juga oleh faktor biologis yang jarang dibahas.  

11. Hubungan Trust Issue dengan Ketergantungan Emosional
Orang yang memiliki trust issue sering kali mengalami ketergantungan emosional yang tidak sehat. Mereka merasa perlu terus-menerus diyakinkan bahwa mereka dicintai atau dihargai, karena mereka tidak dapat mempercayai tanda-tanda cinta atau perhatian yang biasa. Hal ini dapat menciptakan hubungan yang tidak seimbang, di mana satu pihak terus-menerus harus meyakinkan pihak lainnya.  

Dengan memahami berbagai dimensi ini, kita bisa melihat bahwa trust issue jauh lebih kompleks daripada sekadar masalah interpersonal. Memahami aspek-aspek yang jarang dibahas ini dapat membantu seseorang menghadapi trust issue dengan cara yang lebih bijak dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun