Salah satu pedagang di Pasar Gondanglegi yang menjadi korban, Sriati (47) mengaku menerima uang pecahan 100 ribu dari pembeli yang belakangan diketahui adalah uang palsu.
"Pas banyak orang, nggak diperhatikan, (ternyata) dapat dua (uang rupiah palsu 100 ribu),"tutur Sriati saat ditemui kepala pasar, Selasa (19/03/24).
Peristiwa itu tejadi tadi pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Ia menceritakan, keadaan pasar yang terletak di Jalan Diponegoro No.7 Krajan Gondanglegi Wetan itu pada jam tersebut, memang cukup ramai. Ia pun tak sempat mengecek uang yang diterima satu per satu.
Sriati baru mengetahui uang yang diterimanya palsu ketika sudah siang hari. Saat itu, dia hendak menabung di bank keliling.
" Aku eroh e pas arep tak tabung (ketahuan ketika mau ditabung), (petugas bank itu berkata) "Bu artone palsune sedanten (uangnya palsu semua), terangnya.
Warga Gondanglegi Kulon yang menjual kebutuhan pokok itu pun mengaku rugi hingga Rp 300.000 karena beberapa waktu lalu sudah tertipu uang palsu Rp 100.000.
"Nek entuk atusan maneh iku malih ndredek, masih deg-degan, (masih takut jika dapat uang pecahan Rp 100.000 lagi)"ujarnya.
Meski demikian, Sriati belum melapor kepada Kepala Pasar Gondanglegi Wetan maupun ke Polsek Gondanglegi. Ia hanya menerima dan berusaha untuk lebih berhati-hati. Meski begitu, ia juga menaruh kecurigaan akan adanya sindikat terkait peredaran uang palsu tersebut.
"Itu nggak mungkin langsung, wong empat mesti (orang empat pasti) komplotan,"ungkapnya.
"Tadinya yang mau kena itu penjual pisang, tapi konangan (ketahuan) langsung diomongi "mbak duitmu palsu". Langsung lari tapi malah ke sini,"kata Sriati menirukan gaya bicara penjual pisang yang hampir tertipu.
Hal serupa dirasakan oleh Ngatmini (56), penjual ayam potong di Pasar Gondanglegi. Ia mengaku tak terlalu mengingat kapan dirinya tertipu uang palsu, lantaran sudah terjadi cukup lama.