Uswatun khasanah
Mahasiswa universitas islam Sultan Agung
Kurikulum merdeka belajar digagas oleh menteri pendidikan yaitu Nadiem Makarim sebagai kurikulum terbaru saat ini yang diluncurkan pada bulan Februari 2022. Dikutip dari laman kemendikbud.go.id hal yang melatarbelakangi diciptakannya kurikulum merdeka belajar adalah rendahnya skor PISA (Programme for International Student Assesment) siswa-siswa di Indonesia dan tidak terjadi perubahan yang signifikan selama kurun waktu antara 10-15 tahun terakhir. Hal ini dipengaruhi karena adanya kesenjangan baik secara geologis, sosial maupun ekonomi dan diperparah sebab pandemi covid 19. Untuk memulihan pembelajaran pada massa pandemi kemendikbudristek menggagas kurikulum darurat yaitu kurikulum 2013 yang disederhanakan. Upaya ini menunjukkan ketercapaian 73% dalam bidang literasi dan 86% dalam bidang numerasi. Hasil yang cukup signifikan ini membuktikan pentingnya sebuah kurikulum sehingga dapat melahirkan generasi yang bermutu serta unggul.
Dalam kurikulum merdeka belajar pembelajaran dibuat lebih fleksibel karena berfokus pada materi esensial dan memberikan ruang untuk lebih mendalami kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan indonesia dalam menciptakan pelajar pancasila yang kreatif, kritis, mandiri berakhak mulia serta berkebinekaan. Kurikulum merdeka belajar dapat berjalan lebih efektif karena menerapkan kebebasan dalam belajar yang dalam hal ini sesuai dengan pemikirian bapak pendidikan nasional yaitu, Ki Hajar Dewantara dimana pendidikan adalah rangkaian proses untuk memanusiakan manusia. Sehingga dalam proses pembelajaran seorang siswa harus diberikan kebebasan agar dirinya mampu mengeksplor lebih jauh kemampuan yang ada dalam dirinya. Dalam kurikum merdeka belajar terdapat beberapa keunggulan, yaitu:
Fleksibel
Dalam kurikulum merdeka belajar materinya hanya berfokus pada materi esensial saja sehingga siswa dapat mengembangkan bakat sesuai minatnya masing-masing.
InteraktifÂ
Selain pentingnya sebuah kurikulum, guru sebagai penggerak kurikulum merdeka dituntut lebih sering berinteraksi dengan siswa. Dengan adanya interaksi yang lebih intens antara guru dan siswa akan memacu inovasi maupun kreativitas dalam diri siswa.
Bebas dalam belajar
Dalam kurikulum merdeka belajar guru berperan sebagai fasilitator yaitu guru berperan memberikan kemudahan belajar kepada seluruh siswa agar mereka dapat belajar dengan senang, semangat sehingga mampu mengemukakan pendapat atau ide-idenya (Mulyasa, 2008:53). Untuk selanjutnya siswa dapat mengembangkan ide yang mereka miliki dan tidak terpaku pada pendapat gurunya saja.
Kurikulum merdeka belajar sebagai kurikulum terbaru di era digital ini tentunya berinovasi agar dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Hal ini menjadi tantangan tersendiri terutama bagi guru, guru dituntut agar dapat menyeimbangkan pembelajaran dengan arus perkembangan teknologi yang ada sedangkan masih banyak daerah di indonesia mengalami kendala sinyal terutama pada daerah terpelosok. Untuk itu pemerintah menganggarkan APBN ratusan triliun untuk menunjang infrastruktur teknologi di sekolah. Teknologi merupakan unsur penting dalam segala aspek pada era ini. Segala informasi dengan mudah dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun.Â
Jika dahulu seorang siswa hanya mendapatkan informasi dari guru maupun buku penunjang, sekarang siswa dapat dengan mudah mengakses informasi atau materi pembelajaran melalui internet. Sehingga pembelajaran yang awalnya hanya dilakukan dengan jarak dekat sekarang bisa dilakukan dengan jarak jauh, pembelajaran yang dulunya kaku sekarang lebih fleksibel. Keberhasilan sebuah pembelajaran tidak hanya terpaku pada kurikulumnya saja, hal terpenting dari proses pembelajaran adalah guru dan siswa. Melalui konsep kurikulum merdeka diharapkan seorang guru dapat memberikan inovasi penbelajaran yang unik pula sehingga siswa lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran yang ada. Ketika proses pembelajaran berjalan dengan menarik dan baik maka akan tercipta generasi yang unggul serta berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arviansyah, MR, & Shagena, A. (2022). Efektivitas dan Peran Guru dalam Kurikulum Merdeka Belajar . Lentera: Jurnal Ilmiah Kependidikan , 17 (1), 40 - 50. https://doi.org/10.33654/jpl.v17i1.1803
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/kurikulum-merdeka
Wahyuni, T., Darsinah, D., & Wafroturrahmah, W. (2023). Inovasi Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka Dimensi Kreatif. Jurnal Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Borneo, 4(1), 79--86.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H