Mohon tunggu...
Usup
Usup Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Konten

Saya Usup, sebagai penulis atau novelis. Saya suka menulis dan kini saya aktif menulis, tergabung dari Getcraft sebagai marketplace, wadah bagi creator untuk memasarkan karyanya. Saya menulis tiga novel saat ini, dan tahun ini novel saya kembali terbit judulnya, #Inilahtantangankita Travel story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Rusa - Cerita Pendek by Ahmad Yusuf

11 April 2022   20:13 Diperbarui: 11 April 2022   20:17 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'' Tidak mungkin ayah, raja sudah mengancam di surat itu, jika aku tidak dapat memenuhi kehendaknya, otomatis.. Aku di larang lagi membuat tas di kota. '' 

Kening ayahnya mulai mengerut. '' Kamu harus tenang dulu, biarkan sejenak otakmu berpikir. Ke dapurlah, buat teh agar kamu bisa tenang. '' 

Miki pun sependapat dengan ayahnya lalu berdiri dan beranjak ke dapur rumah ayahnya. Di dapur ia mulai membuat teh dengan menyeduhnya menggunakan air panas dari dalam gelas seng ke cangkir keramik putih yang telah tersedia sarung berisi bubuk teh. Kemudian ia aduk sejenak menggunakan sendok, lalu mulai menyeruput sejenak. Saat itu juga tiba - tiba matanya memerhatikan sebuah serbet aneh yang menyerupai kulit berwarna cokelat gelap yang terletak di atas meja makan. Seketika Miki menaruh cangkirnya di meja kompor lalu mengambil serbet itu sembari mengerutkan kening dan mengendus baunya. '' Apa ini, apa ini kulit asli?! '' Tentu hal itu membuat ia penasaran, segera ia pergi ke kamar ayahnya kembali dalam langkah tergesa - gesa. '' Ayah.. '' sapanya saat telah sampai di samping ranjang ayahnya. 

'' Ya? '' Jawab ayahnya yang menatap datar putranya.

Miki menunjukan serbet itu dengan kedua tangannya. '' Ini kulit asli ayah? ''

Ayahnya pun tersenyum lebar dan ingin tertawa. '' Bukan, itu imitasi. Memang awalnya aku juga kira asli, tapi itu di buat dari kain biasa bercampur lilin, serta pewarna, sehingga tekstur dan warnanya sangat menyerupai aslinya. Ayah tidak tahu pasti, bagaimana cara membuatnya, namun itu ayah beli di pedagang pasar, dan itu serbet satu - satunya. ''

Seketika mata Miki merekah dan sedikit tersenyum. '' Ayah, aku punya ide... bagaimana jika aku pakai bahan ini untuk menggantikan kulit asli!  '' 

'' Miki... '' Seketika ayahnya kagum akan ucapan Miki. '' Ayah dulu pernah bilang padamu, jika suatu saat orang baik akan membuat sesuatu yang baik juga. Dan ayah sempat berpikir jika kain yang kamu pegang itu, akan berguna, sebagai kulit penyelamat. ''

'' Ayah, jadi ayah setuju denganku? Untuk membuat tas itu dari kulit, ah.. Tidak, maksudku kain seperti ini? ''

'' Miki... itu kulit penyelamat, bukan kain biasa. Adanya bahan itu untuk melindungi kulit hewan yang tidak berdosa suatu saat.  ''

Tiba - tiba wajah Miki berubah  lesu. '' Oh astaga.. Tapi ini sama saja aku berbohong. ''

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun