'' Tidak mungkin ayah, raja sudah mengancam di surat itu, jika aku tidak dapat memenuhi kehendaknya, otomatis.. Aku di larang lagi membuat tas di kota. ''Â
Kening ayahnya mulai mengerut. '' Kamu harus tenang dulu, biarkan sejenak otakmu berpikir. Ke dapurlah, buat teh agar kamu bisa tenang. ''Â
Miki pun sependapat dengan ayahnya lalu berdiri dan beranjak ke dapur rumah ayahnya. Di dapur ia mulai membuat teh dengan menyeduhnya menggunakan air panas dari dalam gelas seng ke cangkir keramik putih yang telah tersedia sarung berisi bubuk teh. Kemudian ia aduk sejenak menggunakan sendok, lalu mulai menyeruput sejenak. Saat itu juga tiba - tiba matanya memerhatikan sebuah serbet aneh yang menyerupai kulit berwarna cokelat gelap yang terletak di atas meja makan. Seketika Miki menaruh cangkirnya di meja kompor lalu mengambil serbet itu sembari mengerutkan kening dan mengendus baunya. '' Apa ini, apa ini kulit asli?! '' Tentu hal itu membuat ia penasaran, segera ia pergi ke kamar ayahnya kembali dalam langkah tergesa - gesa. '' Ayah.. '' sapanya saat telah sampai di samping ranjang ayahnya.Â
'' Ya? '' Jawab ayahnya yang menatap datar putranya.
Miki menunjukan serbet itu dengan kedua tangannya. '' Ini kulit asli ayah? ''
Ayahnya pun tersenyum lebar dan ingin tertawa. '' Bukan, itu imitasi. Memang awalnya aku juga kira asli, tapi itu di buat dari kain biasa bercampur lilin, serta pewarna, sehingga tekstur dan warnanya sangat menyerupai aslinya. Ayah tidak tahu pasti, bagaimana cara membuatnya, namun itu ayah beli di pedagang pasar, dan itu serbet satu - satunya. ''
Seketika mata Miki merekah dan sedikit tersenyum. '' Ayah, aku punya ide... bagaimana jika aku pakai bahan ini untuk menggantikan kulit asli! Â ''Â
'' Miki... '' Seketika ayahnya kagum akan ucapan Miki. '' Ayah dulu pernah bilang padamu, jika suatu saat orang baik akan membuat sesuatu yang baik juga. Dan ayah sempat berpikir jika kain yang kamu pegang itu, akan berguna, sebagai kulit penyelamat. ''
'' Ayah, jadi ayah setuju denganku? Untuk membuat tas itu dari kulit, ah.. Tidak, maksudku kain seperti ini? ''
'' Miki... itu kulit penyelamat, bukan kain biasa. Adanya bahan itu untuk melindungi kulit hewan yang tidak berdosa suatu saat. Â ''
Tiba - tiba wajah Miki berubah  lesu. '' Oh astaga.. Tapi ini sama saja aku berbohong. ''