Kuturunkan tanganku. ''Aku lihat dia kurang bersemangat, tidak seperti buaya lainnya, dia hanya diam bengong gitu, '' kutatap bapak ini, '' Jangan -- jangan dia sakit,''
     '' Haaaa... '' bapak ini menghela nafas. '' Dia baru saja terpisah dari anaknya, ''
     Keningku mengerut. '' Gimana ceritanya sampai buaya itu kehilangan anaknya pak? ''
     '' Anaknya baru saja kami pisahkan dari induknya, lantaran sakit, buaya itu juga perlu perawatan, ''
     '' Sekarang ada dimana anaknya? ''
     '' Di Sumatra beberapa hari yang lalu, ''
      '' Jauh sekali, memang disini tidak bisa ngobati ya pak? ''
     '' Saya kurang paham, yang jelas, anaknya sakit, dulu satu kandang sama induknya, ''
     Aku terdiam sejenak meratapi cerita ini sembari memandang iba buaya itu yang tidak bersemangat sekali. Aku mengerti, kontak batin antara anak buaya dan induknya sangat kuat, bukan saja disertai nafsu, namun kasih sayang walau datangnya dari seekor hewan pasti ada.
      '' Coba saja buaya tidak memangsa, pasti aku sudah masuk kedalam, '' kataku.
     Mata bapak ini membulat karena mendengar ucapanku. '' Walaupun buaya nggak memangsa, tetap pengunjung dilarang keras masuk, permisi... '' bapak itupun pergi sembari menggelengkan kepala.