Perjananan menuju pulau Sebatik, bersama Dirut Pascasarjana Bapak Ustadz Zuhri, ibu Lilis, ibu Wildana, dan rekan mahasiswa dari Prodi Hukum Keluarga, Siti Nuraeni, yang terbayangkan adalah begitu sampai dipulau maka yang akan ditemui adalah tepi pantai yang sangat indah yang berada di tepian pantai. Maka berangkatlah kita dengan menggunakan speedboat sekitar kurang lebih lima belas menit, melakukan perjalanan dari pelabuhan Nunukan menuju Pulau Sebatik,
Seorang diri menyandang nama sebagai mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) IAIN Palopo, yang ikut pada kegiatan PkM ini, menjadikan rasa tersendiri, tak ada teman dari Pordi KPI, syukurlah ada teman dari Prodi HK, Siti Nuraeni, yang menjadi teman diskusi sepanjang jalan.
Saat menaiki speed boad, teman Siti Nureani menjerit memanggil mamanya, karna takut dan baru pertama kalinya naik kendaraan itu, " Aduu mama toloong-tolong," dan kami semua tertawa nyegir di atas speed boad, dan bapak Ustadz Zuhri berkata, "Tenang, tidak apa-apa tidak perlu takut," katanya. "ii napanggil umma'na" tambah Pak Ustadz Zuhri. Dan kami semua tertawa riang, sampai di dermaga pendaratan Pulau Sebatik.
Setelah menempuh perjalanan menggunakan speed boad, kami di jemput oleh rental menuju lokasi sekolah MA As'adiyah Sungai Nyamuk, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Pada kegiatan tersebut, Kepala Sekolah, ibu Hasna S.Pd.I, bersama 30 Santri Pondok Pesantren As'adiyah Sungai Nyamuk, Cabang Sebatik, menerima rombongan Pascasarjana IAIN Palopo, yang melaksanakan PkM Â sekitar pukul 15.30 waktu setempat.
Pelaksanaan PkM bagi saya sebagai mahasiswa KPI, Ikut kegiatan pengabdian ini, jadinya saya dapat melihat kehidupan anak santri yang bersekolah di perbatasan Indonesia - Malaysia. Menurut keterangan Pak Ustadz Zuhri, santri ini adalah anak-anak yang unggul, dan berdaya juang tinggi.
Sekitar kurang lebih 15 menit tibalah rombongan PKM dengan tujuan MA Assa'diyah Pulau Sebatik perjalanan menuju ke tempat tersebut, tidaklah mudah karena harus sambung kendaraan lagi dengan rental dan waktu perjalanan ditempuh sekitar kurang lebih dua jam.
Sepanjang jalan ustadz Zuhri berkisah tentang keberadaan pondok pesantren, As'adiyah Sebatik. Sepanjang perjalanan dari dermaga Pulau Sebatik, kita menyusuri jalanan yang berkelok-kelok sepanjang jalan terlihat pohon-pohon perdu dan rerumputan, gunung-gunung, sungai dan satu-satu perumahan penduduk.
Rumah rumah berjajar di sepanjang jalan menuju pondok pesantren tersebut, kurang lebih dua jam, tibalah kita di turunan jalan yang cukup mendebarkan, di ujung turunan jalan itulah  tujuan kita. Alhamdulillah kita selamat sampai di pondok pesantren MA As'adiyah Sebatik.
(Foto Saat Presentase di MA As'adiyah Sungai Nyamuk Sebatik, 7 November 2022)
Rombongan PkM IAIN Palopo, disambut oleh kepala sekolah MA As'adiyah Sungai Nyamuk Sebatik, ibu Hasna, S.Pd.I. Pembelajaran dimulai saya baca kembali beberapa pertanyaan, yang harus saya sampaikan kepada anak-anak sekolah MA As'adiyah Sebatik. Teringat petunjuk dari pak Sepro, Â jika pertanyaan ini disampaikan kepada anak-anak sebelum dilaksanakan arahan pendampingan. Kemudian di tanyakan kembali setelah dilakukan arahan dan pendampingan.
 Terkenang masa berjuang sekolah dulu, mirip-mirip dengan situasi dan kondisi anak-anak santri ini,  jadinya perasaan haru memenuhi hati dan jiwa, melihat kesederhanaan  dan kebersahajaan anak-anak  santri  MA As'adiyah Sungai Nyamuk Sebatik.
Kekuatan menghadapi kerasnya kehidupan yang dihadapi anak-anak di perbatasan. Nampak sekali dari sikap mereka, karena ada rasa bersyukur dapat bersekolah, maka itulah kunci mereka jadi kuat menghadapi kerasnya kehidupan. Dengan rasa syukur, maka kegigihan menuntut ilmu sangat terpatri dari perilaku mereka.
Seorang santri bernama Sabrina, berkata, "Jangan selalu melihat ke atas, lihatlah ke bawah," tuturnya.
Renungan saya mengatakan ya Allaah, mereka tau situasi keluarganya hidup di perantauan, jangankan handphone, dokumen identitasnya (pasport) saja tidak ada. (Pembaca bisa klik! Emotion mata berkaca-kaca, kalau saya realitanya keluar sejenak dari kelas, dan....nangis).
Saya rasa harus lebih banyak lagi orang yang melek terhadap persoalan anak-anak di Perbatasan. Agar banyak anak-anak yang terbantu dalam mendapatkan kesamarataan di semua bidang kehidupan.
Ini hanya sebagian kisah saya, sehari semalam di MA As'adiyah Sungai Nyamuk Sebatik. Bila pembaca ingin menyaksikan keberadaan mereka di sana, maka datanglah melawat dengan membawa buah tangan untuk mereka. Yang punya daya dan harta, dapat membentangkan amal jariah disana.
"KONSULAT RI TAWAU"
(Foto bersama dengan Pejabat Konsulat Republik Indonesia (KRI) di Tawau,
8 November 2022)
Ketika tiba di Tawau, maka saya melihat Sisi menarik dari Tawau ini adalah pengembangan kota yang sangat baik, dengan memperhatikan konsep ekonomi, sosial, serta budayanya yang masih bernuansa Melayu. Tawau Salah satu daerah perkebunan di wilayah Malaysia.
Berada di negeri yang baru dikunjungi, sepanjang perjalanan disuguhi dengan pemandangan hijau dan bersih, nampak di tepian jalan terlihat ibu-ibu menanam dan memanen sayuran, menjemur pakaian, orang berjalan kaki, serta kegiatan lainnya.
Rupanya Kota Tawau ini penduduknya sadar kebersihan, soalnya tak ada sampah-sampah yang kelihatan. Beda banget dengan kalau berkunjung ke daerah yang banyak sampahnya, sudahlah, tak saya sebutkan daerah mana, ntar kena teropong laporan pelanggaran tulisan.
Jangan ditanya bagaimana rasanya perjalanan ini, ada rasa nano-nanonya. menyenangkan, berkesan, campur lelah, ditambah kondisi kesehatan saya drop 'banget'. Entah sudah berapa biji obat Parasetamol yang saya minum, untuk dapat melanjutkan segala kegiatan yang sudah direncanakan pihak kampus. Kadang saya bilang, "Ngak kuat, tapi dengan sekuat-kuatnya, harus kuat, gitu saja dalam pikiran ini. Hingga semua hal yang menjadi tugas, Alhamdulillah dapat dilaksanakan, walau dengan suara saya yang hilang entah kemana. Mau   Â
(Foto Penulis di Ruang Penerimaan tamu KRI Tawau, Selasa 08 November 2022)
Tak banyak hal yang dapat saya kisahkan di tempat ini, karena kita datang, duduk dan diterima oleh ibu Konsul Heni Hamidah, diterima dengan di berikan jamuan makan, ucapan selamat datang dari ibu Konsulat KRI Tawau, dan juga dari Direktur Pascasarjana Dr. H. Zuhri Abu Nawas. Lc.MA.
Ibu Konsul Heni Hamidah selaku Kepala Perwakilan RI Tawau, menyampaikan letak wilayah Tawau berbatasan langsung dengan Kalimantan Utara. Tak hanya dikenal orang sebagai pusat perkebunan kelapa sawit dan kakao, Kota Tawau juga dikenal dengan tempat-tempat wisata menarik yang bisa Anda kunjungi saat liburan bersama teman atau keluarga. Bahkan, beberapa objek wisata di Tawau kerap menjadi favorit wisatawan saat liburan di Malaysia.
Ibu Heni menjelaskan juga bahwa, Konsulat Republik Indonesia di Tawau adalah perwakilan konsuler Indonesia di Tawau, Malaysia. Wilayah kerja KRI Tawau mencakup Bandar/Kota Tawau, Kalabakan, Kunak, Lahad Datu, dan Semporna.
Setelah penyampaian Frofil IAIN Palopo, oleh Direktur Pasca Sarjana Dr. H. Zuhri Abunawas.Lc.MA, rombongan Pascasarjana IAIN Palopo. Hadir pula Dr. Edhy Rustan, M.Pd selaku Wakil Direktur Pascasarjana, Dr. Muh. Ruslan Abdullah, S.E.I., M.A selaku Wakil Dekan FEBI bidang Akademik dan Kelembagaan, Dr. Takdir, S.H., M.H selaku Dekan FEBI, Lilis Suryani, M.Pd selaku bendahara Hukum Keluarga, Wildana, S.E.I, Sandra Abdullah, dan Zulpiany selaku staf Prodi Pascasarjana IAIN Palopo, dan lima Mahasiswa IAIN Palopo, termasuk penulis.
Kalau kita cermati kegiatan ini, dengan nama kegiatan Goes to International, dengan melakukan kegiatan MoA sekaligus implementasinya dibeberapa Perguruan Tinggi Luar Negeri. Implementasinya dalam bentuk Visiting Lecture di Malaysia, Brunei, dan Singapure. Orasi Ilmiah di Nunukan, pengambilan data penelitian di empat wilayah, yaitu perbatasan Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapure, Lawatan internasional sambil belajar bagi staf, Dialog Mahasiswa Antar Bangsa di Malaysia dan Brunei, Pengabdian kepada Masyarakat di Malaysia. Begitu banyak yang bisa kita petik hikmahnya.
Hikmah bagi penulis tentang kegiatan di Tawau ini, pada dasarnya hidup ini perjuangan, bukan tentang rangkaian peristiwa baik atau buruk di suatu tempat. Tetapi lebih kepada bagaimana kita menerima dan menyikapi kehidupan sebagai papan pembelajaran.Â
Kehidupan akan terus berjalan dan penderitaan atau kebahagiaan akan datang silih berganti.
Yah, ketika dua mobil fasilitas dari KRI Tawau membawa rombongan ke penginapan di Tawau, dalam hati saya ucapkan, "Ini satu tempat yang penuh dengan berbagai urusan terkait masyarakat Indonesia yang ada di Malaysia, lebih khususnya di Tawau. Banyak perantau dari negeri kita di tempat ini. Sepertinya negeriku masih sangat kurang lapangan pekerjaan, hingga banyak yang harus menyambung hidup di tempat ini.Â
Suatu cara Allah mendidik hati dengan bersyukur. Terlebih jika kita rasa bersyukur itu, bisa menjadi alasan untuk lebih banyak peduli dengan sesama, dengan uluran tangan, bukan hanya ceremonial dan foto-foto. "Adakah jejak saya disini? Adakah 'titipan' kepada Allah di tempat ini?" .....*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H