Selamat tinggal 'Hawa nafsu'
Itu yang ingin diucapkan setiap waktu oleh seorang mahluk yang bernama Manusia
Namun kalimat itu sepertinya tidak henti-hentinya mengikuti manusia kata sejuta makna yang seperti tiada habis-habisnya
Seperti menjilati belati berdarah, semakin dijilati semakin haus darah walau berkubang dan menjijikkan namun yang bernama hawa nafsu selalu mengitari dan melingkupi manusia
Kemanapun manusia berlari, selalu diikuti ke gunung ke lembahÂ
bahkan di balik tembok yang sangat keras namun yang bernama hawa nafsuÂ
Meruntuhkan tembok tersebut sampai berkeping-keping menjadi debu
Manusia sering tidak berdaya
Bahkan semakin tidak berdayaÂ
walaupun dikelilingi dengan ayat-ayat SuciÂ
Ataupun dengan jutaan nasehat yang bijak BestariÂ
Akan tetapi kemana semua itu bersembunyiÂ
Tetap saja yang bernama hawa nafsu selalu mengelilingi mencengkram jiwa manusia....
Apakah manusia
Akan kalah dengan makhluk yang bernama hawa nafsu ituÂ
dalam bentuk apa ituÂ
sampai segitunya menghancurkan manusiaÂ
bila sudah terdaki
tertatih dannterjerembab
yang tidak bisa diberikan makna lagi
Maka kepada siapa lagi kita akan berlari berlari sekencang-kencangnya Berlari lebih cepat daripada kilat dan halilintarÂ
Ke mana lagi selain kepada Allah jua untuk membelenggu Apa itu yang bernama hawa nafsu...
Semakin dibenciÂ
Makin ingin dijauhi
Semakin menggantung yang menggerogoti
Ibarat lintah yang menggigit semua sisi
Tuhan jua yang maha pengasih jauhkan dari apa itu nafsu..
Selamat tinggal 'Hawa nafsu'
Ataukah Selamat tinggal 'Hawa nafsu'
Selamat tinggal 'Hawa nafsu'
Berlari sampai berdarah darah...berpayah sangat...berlindung kepada pencipta nafsu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H