Mohon tunggu...
Usniaty
Usniaty Mohon Tunggu... Jurnalis - Publisher

â–¡ Spesifikasi Komunikasi Massa, Publisher, Trampil menulis melalui berbagai flatform media, penulis, esai, sastra, artikel, dan penulis buku Ontologi Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selamat Tinggal "Hawa Nafsu"

11 Mei 2019   06:13 Diperbarui: 12 Mei 2019   13:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat tinggal 'Hawa nafsu'

Itu yang ingin diucapkan setiap waktu oleh seorang mahluk yang bernama Manusia

Namun kalimat itu sepertinya tidak henti-hentinya mengikuti manusia kata sejuta makna yang seperti tiada habis-habisnya

Seperti menjilati belati berdarah, semakin dijilati semakin haus darah walau berkubang dan menjijikkan namun yang bernama hawa nafsu selalu mengitari dan melingkupi manusia

Kemanapun manusia berlari, selalu diikuti ke gunung ke lembah 

bahkan di balik tembok yang sangat keras namun yang bernama hawa nafsu 

Meruntuhkan tembok tersebut sampai berkeping-keping menjadi debu

Manusia sering tidak berdaya

Bahkan semakin tidak berdaya 

walaupun dikelilingi dengan ayat-ayat Suci 

Ataupun dengan jutaan nasehat yang bijak Bestari 

Akan tetapi kemana semua itu bersembunyi 

Tetap saja yang bernama hawa nafsu selalu mengelilingi mencengkram jiwa manusia....

Apakah manusia

Akan kalah dengan makhluk yang bernama hawa nafsu itu 

dalam bentuk apa itu 

sampai segitunya menghancurkan manusia 

bila sudah terdaki

tertatih dannterjerembab

yang tidak bisa diberikan makna lagi

Maka kepada siapa lagi kita akan berlari berlari sekencang-kencangnya Berlari lebih cepat daripada kilat dan halilintar 

Ke mana lagi selain kepada Allah jua untuk membelenggu Apa itu yang bernama hawa nafsu...

Semakin dibenci 

Makin ingin dijauhi

Semakin menggantung yang menggerogoti

Ibarat lintah yang menggigit semua sisi

Tuhan jua yang maha pengasih jauhkan dari apa itu nafsu..

Selamat tinggal 'Hawa nafsu'

Ataukah Selamat tinggal 'Hawa nafsu'

Selamat tinggal 'Hawa nafsu'

Berlari sampai berdarah darah...berpayah sangat...berlindung kepada pencipta nafsu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun