Bukan niat saya untuk menyakiti hati
yang saya lakukan itu terus menyakiti hatiku
Yang saya inginkan hanyalah memiliki waktu hanya dengan kamu dan saya,
Tapi setiap kali saya mendapat kesempatan ternyata sama saja
Karena ketakutan saya, yang saya cintai sekarang begitu jauh,
Ya, secara fisik dekat tapi hati kita tidak pernah ada...
maafkan pengecutanku............
Saya tidak ingin menyakiti hidup ini
tapi saya benar-benar tidak tahu harus berbuat apa
Angin berkata...saat itu...
'' Mari kita berhenti di sini sebentar!"
Aku sangat letih.badan gemetaran duduk dan perjalanan  berjam-jam..." saat itu ..
Cekaman suasana...terkepung  rasa
Ketika Aku seperti memasuki padang Rumput dan hamparan perdu yang luas...
kelopak bunga terasa dingin di punggungkuÂ
tapi lebih, dingin dalam.hatiku
aku merasakan kenyamanan yangÂ
kuharapkan ketika melihat teratai....
Ketika melihat mawar berembun
Tetapi ah..ternyata......
Kau hampakan dengan realita..
Ketika kulihat dia ...
Mencederai kekaguman...
Ternyata....
Hanya....ukiran di atas air
Hanya hamparan dosa tanpa tepi
Menghadirkan  nyeri....
Hatiku seperti diiris sembilu melihatmu..
Mendengarmu ..
Dengan dia  yang ku tau...suka membual..dengan kisahnya...
Hanya.... kesedihan... membelai jiwa ku melihat kenyataan mu
Namun harus tegar...
Dengan semua ini.
Tuhan ampunkan kesalahan
Yang hanya sekali ini...
Tetapi menyiksa sampai detik ini...
Ampunkan tetapkan hidayah dalam jiwa...
Duhai yang Maha Pemilik Kasih.
Hentikan ..dosa tanpa tepi..
Ketika mengagumi fatamogana
Yang sia - sia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H