Biarlah memandang sebuah titik .
Diantara jutaan baris
Seperti basah hujan yng rintik
Tak ada lagi tangis
Di relung hati
Ketika diliputi buruk pekerti
Dan menulis sendu nurani
Membuang beban di dalam hati
Ternyata
Hanya jadi tumpuan pijakan
Ternyata
Hanya jadi hiasan keinginan
Bukan biasan pengasih
Bukan biasan penyayang
Bukan biasan pengayoman
Bukan perhatian
Hancur dan gelap didepan ku
Tiada cahaya
Tiada rupa menentramkan
Yang ada hanya biasan kepalsuan
Entah lah
Kenapa begitu duli tersungkur
Kenapa begitu duli sangat menghormatinya
Sampai ke haribaannya
Sedih sedih sedih
Sedih
Sedih
Sedih
Sedih
Sedih
Pergilah
Pergilah sejauh jauhnya
Dadaku serasa remuk
Bibirku bengkak sembab
Pergilah sedih
Tak ada gunanya kau tinggal
Kau hanya buatku makin hancur
Jadi...pergilah
Pergilah sejauh - jauhnya
Dadaku sesak kini
Tersiksa sendiri
SementaraÂ
Jiwa dimana.....
Tak ada apapun
Selain percaya bahwa besok pasti cerah..
Secerah cahaya mata hati.
Tandipau , 21.12.2017