Mohon tunggu...
Usniaty
Usniaty Mohon Tunggu... Jurnalis - Publisher

â–¡ Spesifikasi Komunikasi Massa, Publisher, Trampil menulis melalui berbagai flatform media, penulis, esai, sastra, artikel, dan penulis buku Ontologi Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wajah Palsu

19 Desember 2016   13:42 Diperbarui: 19 Desember 2016   14:01 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Upacara kedisiplinan nasional Itu untuk mengenang disiplin atau menegakkan disiplin ?

Lapangan upacara...

Rumput yang menebar keharuman khas..

Seakan berbicara,,, protes,, kenapa hanya kaki yang sama selalu menginjaknya..

Rumput seakan ingin menulis surat kepada Presiden,,

Atau kepada siapa pun yang berwenang ...

Lihat...wajah-wajah itu.. datang pak... blusukan..ke sini..dan..

Catat pak... dari pada cuma terima laporan...

Lihat pak... Catat...ataukah memang akan diabadikan tiap jengkal kepalsuan,,

Tiba-tiba  wajah yang sumringah muncul

Dan duduk manis di kursi depan

Wajah itu tak pernah menginjak rumput...

Tetapi bersayap menjilat kemana-mana

Bisa kerja..?

Tidak juga...

Coba saja, pasti menyuruh orang lain lagi...

Bahkan ada tiga gadget di depannya tak satu pun bisa dia gunakan

Aneh ya.....

Sungguh aneh

Sang rumput mencatat, 

Nama pun manjadi viral di udrutan kursi teras

Wow...

Wajah palsu tak dikenal

Tak dikenal oleh yang namanya integritas

Doa sang rumput di lapangan hijau

Saat upacara bendera...

Biar sudah orang yang menginjak rumput itu

Yang setia dengan keharuman khasnya

Dan hanya dengan catatan sejatinya,,,

Biar sudah..

Senyuman bergincu emas

Biar sudah..rumput menulis

Nama indah harum wangi

Berselimut berkah....

Nama yang setia berdiri mengangkat tangan

Menghormat bendera bangsanya 

Yang penuh integritas.

Well.... pasti Tuhan Maha Mengenal

Bekerja setia untuk bangsanya

Dia berwajah tulus berseri dengan ketulusan

Bukan wajah kepalsuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun