Upacara kedisiplinan nasional Itu untuk mengenang disiplin atau menegakkan disiplin ?
Lapangan upacara...
Rumput yang menebar keharuman khas..
Seakan berbicara,,, protes,, kenapa hanya kaki yang sama selalu menginjaknya..
Rumput seakan ingin menulis surat kepada Presiden,,
Atau kepada siapa pun yang berwenang ...
Lihat...wajah-wajah itu.. datang pak... blusukan..ke sini..dan..
Catat pak... dari pada cuma terima laporan...
Lihat pak... Catat...ataukah memang akan diabadikan tiap jengkal kepalsuan,,
Tiba-tiba  wajah yang sumringah muncul
Dan duduk manis di kursi depan
Wajah itu tak pernah menginjak rumput...
Tetapi bersayap menjilat kemana-mana
Bisa kerja..?
Tidak juga...
Coba saja, pasti menyuruh orang lain lagi...
Bahkan ada tiga gadget di depannya tak satu pun bisa dia gunakan
Aneh ya.....
Sungguh aneh
Sang rumput mencatat,Â
Nama pun manjadi viral di udrutan kursi teras
Wow...
Wajah palsu tak dikenal
Tak dikenal oleh yang namanya integritas
Doa sang rumput di lapangan hijau
Saat upacara bendera...
Biar sudah orang yang menginjak rumput itu
Yang setia dengan keharuman khasnya
Dan hanya dengan catatan sejatinya,,,
Biar sudah..
Senyuman bergincu emas
Biar sudah..rumput menulis
Nama indah harum wangi
Berselimut berkah....
Nama yang setia berdiri mengangkat tangan
Menghormat bendera bangsanyaÂ
Yang penuh integritas.
Well.... pasti Tuhan Maha Mengenal
Bekerja setia untuk bangsanya
Dia berwajah tulus berseri dengan ketulusan
Bukan wajah kepalsuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H