Mohon tunggu...
Usniaty
Usniaty Mohon Tunggu... Jurnalis - Publisher

□ Spesifikasi Komunikasi Massa, Publisher, Trampil menulis melalui berbagai flatform media, penulis, esai, sastra, artikel, dan penulis buku Ontologi Sastra Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jeritan Seorang Ibu

24 Oktober 2016   23:24 Diperbarui: 27 November 2016   08:52 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam makin larut...

Terisak-isak rintihan seorang ibu

Ketika menunggu anak gadisnya 

Air matanya tak henti-hentinya mengàlir

Kecemasan berbilur doa yang luka

Perih..tak terperi...

Ketika anaknya mementingkan teman daripada ibunya 

Jeritan hati yanag menyayat kepada Allah

Agar menyadarkan putrinya

Duhai putri yang baik

Tolonglah ibumu yang malàng ini

Indahkanlah àkhlakmu

Air mata meneteskan kepedihan

Menetaslàh ...

Biar ibu saja yang menangis

Agar anàknya tidak menangis

Biarlàh....

Makin perih di dada terguncang kenyataan

Nak.. Indahkanlah akhlakmu

Mata ibu bengkàk sembab

Duhai Ilahi Rabbi

Bàikkan anakku

Muliakan lah nasipnya

Walaupun air matàku pilu menetes

Ceriakan semua derita ini

Duhai malam

Pedih belum hilang

Tersedu didalam dada

Menengadah ke langit angkasa

Gemetar sàmpai ke dalam jiwa....

Peďih jadikàn pelita

Bait-bàit doa untuk putrinya

Dan putra nya yang bèlum menyapanya..

Pedih rasanya ..gantikanlàh dengàn kelegaan

Dengan keinsyàfan dan kebahagiaàn untuk putra-putrinya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun