4.AMANAT:
Pesan Tersirat yang bisa diambil dari kisah rasus  di ronggeng dukuh paruk adalah Mengikhlaskan apa yang telah terjadi membuat kita sadar bahwa sesungguhnya kehidupan itu hanya sementara. Jangan terbelenggu terhadap masa lalu kelam dan berjalan dengan bayang-bayang pertanyaan yang membuat hidup terpuruk. Jadilah tangguh dan tentukan hidup dengan penuh rasa tanggung jawab dan menemukan jati diri kita.
5. NILAI YANG TERKANDUNG:
NILAI BUDAYA:
Srintil mengatakan ada sebuah keris yang bernama Kyai Jaran Guyang. Keris tersebut adalah pusaka Dukuh Paruk dilambangkan sebagai keris pekasih sekaligus jimat bagi para ronggeng.
NILAI Â RELIGIUS:
Adanya Kuburan Ki Secamenggala yang terletak di punggung bukit kecil di tengah Dukuh Paruk. Peninggalan itulah menjadi kiblat kehidupan kebatinan mereka.
NILAI MORAL:
Terdapat bagian cerita yang menjelaskan dimana Rasus dan Srintil menemani Nenek Rasus yang telah tua renta. Rasus merasakan empati kepada sang nenek yang telah linglung.
"Ya, Nek. Malam ini Nenek kutemani. Sekarang berbaringlah kembali. Ayo kubantu."Â
(Sepenggal dialog Rasus, Ahmad Tohari, Ronggeng Dukuh Paruk)