Mereka terhanyut dalam kebahagiaan. Abdi menikmati cipratan air yang diberikan untukknya. Aliran sungai yang kecil mereka rasakan. Baju mereka sedikit basah bawahnya tapi Jameela  tidak memikirkannya begitupun dengan Abdi.
Tak terasa sudah mau maghrib lagi dan mau tak mau mereka harus kembali ke rumah masing-masing. Jameela  melambaikan tangannya senang dan melihat kepergian Abdi.
"Ya Gusti, Mila. Sini masuk udah mau maghrib baru pulang."
"Maaf, Ibu. Mila sama Abdi tadi."
"Kebiasaan. Orang tua mu udah datang, gak jadi minggu depan."
Apa yang harus Mila katakan terhadap Abdi?
Abdi baru saja  merasakan bahagia di atas awang-awang. Tidurnya menjadi tak nyenyak karena memikirkan Jameela. Berharap dapat menikmati setiap momen bersama Mila, paginya Nenek Abdi membuka kasar pintu kamarnya.
"Abdi! Si Mila mau pergi, sana disamperin." ucap nenek Abdi sembari mengunyah sirihnya.Â
Abdi terlonjak dari tidurnya. Bukankah masih beberapa hari lagi tapi kenapa hari ini perginya?Â
Abdi buru-buru turun dari ranjangnya dan berlari keluar rumah dengan cepat. Ia sangat kaget mendengar Mila nya akan pergi dengan cepat. Tanpa terasa air matanya jatuh sedikit di pelupuk kiri matanya.
Jameela terlihat memeluk bonekanya dan mengenakan jaket di samping mobil jeep. Ia menoleh melihat Abdi di sana, sedikit bersembunyi melihatnya. Ia  masih sama tak memakai sandal dengan baju usang yang ia punya.