Mohon tunggu...
Shofia Usman
Shofia Usman Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Pernikahan Jariyah dan Desainer Grafis

lahir di Pasuruan 29 september 1989

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlunya Kurikulum Pernikahan dalam Lembaga Pendidikan

10 September 2023   18:00 Diperbarui: 10 September 2023   18:04 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Orang tua yang berilmu dengan yang tidak berilmu cara memperlakukan anaknnya berbeda dan hasilnya pun pasti beda.  Sukses dan tidak suksesnya anak, Bahagia dan tidak bahagianya anak, tergantung orang tuannya, terutama ibunya. Bukankah surga itu di telapak kaki ibu, pertanyaannya ibu yang seperti apa yang bisa memberikan surga kepada anak-anaknya. 

Itulah satu diantara yang ada dalam kurikulum pernikahan. Ilmu menikah adalah ilmu membangun bangsa, ilmu menikah adalah ilmu membangun generasi. Karena dari sana lahirlah segala macam model generasi. Ulama yang seperti apa, pemimpin yang seperti apa, pejabat yang seperti apa, pekerja yang seperti apa, rakyat seperti apa, pengangguran, pembunuh, perampok, koruptor, pencuri, pemabuk, pezina, pemberani hingga pecundang, lahirnya dari keluarga. 

Maka yang dibutuhkan adalah kurikulum pernikahan yang harus diadakan disemua Lembaga setingkat SMP, SMA, Perguruan tinggi semua jurusan. Bahkan perlu ada tes nikah sebelum menikah, untuk memastikan siap menikah, siap mempunyai anak, dengan segala resiko dan konsekuensinya.

Kurikulum penikahan bertujuan tidak sekedar kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahma tapi juga kehidupan rumah tangga yang berasa surga. Mendatangkan surga lebih awal, sukses lebih awal, pesat dan melejit baik secara financial, intelektual, spiritual, serta dapat diwariskan.

Kurikulum pernikahan pernah sudah pernah diajukan ke kementrian agama Surabaya, 5 tahun yang lalu tapi belum ada tanggapan, pernah dikirim atas nama yang terhormat bapak presiden jokowidodo di istana negara Jakarta 5 tahun yang lalu belum ada tanggapan. Ini adalah bagian dari jihad pemikiran, jihad fisabilillah, kalau kita belum mampu berjihad dengan harta minimal kita berjihad dengan ilmu dengan pemikiran dengan ide. Segala kebenaran datangnya dari Allah. Manusia hanya sebagai perantara. Semoga Allah memberikan keberkahan kepada negri ini. Menjadi Indonesia yang Jauh lebih baik dari sebelumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun