Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menjadi bagian dari penyebar kebaikan

BEKAS ORANG GANTENG, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Takziah

14 Januari 2021   22:51 Diperbarui: 13 September 2023   05:46 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seseorang, mungkin tokoh masyarakat setempat, menutupkan  kain poleng ke wajahnya. "Sudah tidak ada," katanya memberitahu.

Seketika tangisan putri bungsunya pecah disertai tangisan beberapa orang lainnya.

"Sudah, ikhlaskan. Kita doakan saja semoga diampuni dosa-dosanya. Saudara-saudara mari kita siapkan segala sesuatunya."

Mengetahui ada yang hendak mengaji aku pun menjauh. Seseorang muncul dari dalam rumah membawa panci dan meletakkannya di atas bangku, ditutupnya dengan kain serbet. Beberapa orang yang hadir sejak tadi memasukkan uang. Aku pun mengikuti, kupikir takut terlupa.

Kabar kematian Paman Sarbani segera disiarkan melalui pelantang suara di masjid yang jaraknya sekira dua ratus meter dari tempat kejadian perkara. Menyusul satu-satu pelayat berdatangan.

Masya Allah. Kurenungi kematian Paman Sarbani yang begitu melelahkan batin orang-orang di sekitarnya, termasuk aku yang hanya menyaksikan kurang dari satu jam. Ingatanku tentang segala kebaikan Paman Sarbani membuatku bertambah iba. Rasanya belum ada balasan kebaikanku terhadapnya kecuali aku selalu salim jika kebetulan bertemu dia. Dalam hati aku berdoa, semoga dosa-dosanya diampuni.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun