Selain itu juga berisiko mengalami kondisi yang mengganggu dan terkadang berbahaya, seperti sembelit.
Perlu dicatat bahwa sembelit berbeda dengan menahan buang air besar.Â
Sembelit terjadi ketika Anda mengalami kesulitan untuk buang air besar atau melakukannya kurang dari tiga kali seminggu.Â
Jadi, meskipun menahan buang air besar bisa menyebabkan sembelit, kedua kondisi ini tidaklah sama.
Baca Juga: Barapa Kali Sehari yang Sehat untuk Buang Air Kecil?
Lantas, bagaimana jika sering menahan BAB?
Dalam kondisi serius, kebiasaan menahan buang air besar dapat menyebabkan inkontinensia.
Seperti impaksi tinja, yaitu kondisi di mana tinja yang keras dan kering tersangkut di usus besar atau rektum, atau perforasi gastrointestinal, yaitu terbentuknya lubang di dinding saluran pencernaan.
Menahan buang air besar juga dapat menyebabkan distensi atau peregangan pada rektum.Â
Jika seseorang kehilangan sensasi di dalam rektum, yang dikenal sebagai hiposensitivitas rektal, mereka mungkin mengalami episode inkontinensia.
Penelitian tahun 2015 menunjukkan bahwa penumpukan tinja di usus besar dapat meningkatkan jumlah bakteri dan menyebabkan peradangan pada usus besar dalam jangka panjang, mengutip Medical News Today, Jumat (7/6/2024).
Meskipun keragaman bakteri biasanya baik untuk usus, namun ada batasnya.Â