Mohon tunggu...
Usi Sulastri
Usi Sulastri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Writer

Content Writer | Journalist | SEO Writer

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Studi: Memeluk Pohon dapat Mengurangi Stres, Kok Bisa?

5 Maret 2024   09:30 Diperbarui: 5 Maret 2024   09:39 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sangka jika pohon yang sebelumnya hanya dianggap memberikan manfaat bagi lingkungan, ternyata juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental. 

Penelitian telah menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam terbuka dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan suasana hati. 

Di akhir tahun 1960-an, Thich Nhat Hanh, seorang Guru Buddha Zen, mengembangkan praktik meditasi pelukan yang memasukkan prinsip inti Zen tentang keterhubungan dan hubungan antar-makhluk. 

Ia menemukan bahwa berpelukan dengan penuh perhatian dapat membawa rekonsiliasi, penyembuhan, pemahaman, dan kebahagiaan.

Selain itu dapat meningkatkan mood Anda

Selain memberikan rasa relaksasi, ternyata memeluk pohon dapat memberikan manfaat kesehatan dengan mengurangi tingkat stres. 

Berdasarkan penelitian, aktivitas memeluk pohon telah terbukti menurunkan kadar kortisol yang dapat diukur dalam air liur (sebagai penanda stres), serta menurunkan tekanan darah dan detak jantung. 

Memeluk pohon mampu mengurangi tingkat stres dengan mengurangi produksi kortisol dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko serangan jantung.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap alam dapat mengurangi reaktivitas kardiovaskular dengan menurunkan tekanan darah dan detak jantung," kata pemimpin penelitian, Dr. David Scholey, seorang profesor di Universitas Surrey di Inggris. 

"Efek ini masih teramati bahkan setelah mengendalikan faktor-faktor lain yang dikenal memengaruhi tekanan darah, seperti usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh (BMI), status merokok, konsumsi alkohol, dan tingkat aktivitas fisik," sambungnya.

Kortisol, hormon yang dilepaskan dalam situasi stres, juga dapat memicu perasaan cemas, marah, atau depresi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun