Mohon tunggu...
🍀 Usi Saba 🍀
🍀 Usi Saba 🍀 Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

🎀 Menolak Tenar 🎀

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kutemukan Isi Hatimu di Blog Ini

19 Februari 2016   22:00 Diperbarui: 19 Februari 2016   22:15 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mimi sedang duduk diam didepan rumahnya ketika tiba-tiba dirinya dikejutkan dengan kedatangan sosok pria yang dikenalnya. Pelatih beladirinya yang mengajarnya beberapa tahun lalu, sudah lama, waktu dia masih duduk di bangku SMA. Sekarang berarti sudah lebih dari 20 tahun. 

 

Tapi Seiya, begitu nickname pelatihnya itu terlihat sangat tua padahal beda usianya dengan Mimi kalau tidak salah hanyalah 6 tahunan.  Tapi wajah Seiya sangat Mimi kenal karena sampai sekarang pun, dia masih selalu mengikuti kabar Seiya lewat akun Facebook istrinya yang diam-diam Mimi follow, kebetulan akun istrinya itu tidak diset private.  Tadinya Mimi mau follow akun Seiya langsung tapi setelah diubek-ubek sejagat maya, dia tidak menemukan sama sekali akun medsosnya. 

Mimi bangun dari duduknya dan menatap Seiya yang tidak tersenyum sama sekali. 

 

"Kakak" Mimi biasa memanggil pelatihnya demikian.

"Hai Mimi" 

Mimi membukakan pintu pagar dan mempersilahkan Seiya masuk. Agak gemetaran tangannya karena kaget, kaget karena dia tidak berfikir akan mendapatkan kunjungan pelatihnya ini. Ada sebersit rasa senang di hati Mimi dengan kedatangan pelatihnya ini tapi rasa senangnya sedikit saja karena apa senangnya sih didatangi suami orang? Walau dulu Mimi menyukai pelatihnya ini tapi dia tidak berencana mengacaukan rumah tangga orang, karena itulah dia tak pernah menghubunginya. Lagipula, Mimi tahu, pelatihnya tidak menyukai dia. Pelatihnya punya istri dan anak.

"Kakak, kenapa sampai disini?" Mimi menurunkan minuman ke atas meja didepan dimana Seiya duduk.

"Saya liburan di Bali dua minggu ini terus mampir saja kesini. Saya tak menyangka Mimi akan masih tinggal disini" jawabnya.

"Oooh. Untungnya saya ada di rumah, biasanya saya berkeliaran" Mimi tersenyum.

"Berkeliaran? Kemana?" Seiya memandang Mimi.

"Cuma main sama teman-teman" Mimi deg-degan bertatapan dengan mata pelatihnya ini. Tak menyangka foto-foto di Facebook istri pelatihnya akan hidup dan hadir di depannya kini.

"Sudah lama ya kita tidak bertemu" 

"Iya" Mimi mengangguk.

"Saya fikir Mimi tidak akan kenal saya setelah begitu lama"

Mimi sedikit kaget, aduh jangan-jangan pelatihnya tahu dia nguntit akun fb istrinya "Saya kan punya memori yang kuat" Mimi ngibul sambil nyengir.

Seiya tersenyum dan mengangguk "Ya, Mimi punya ingatan yang kuat ya".

"Tapi Kakak juga kok yakin kalau saya Mimi, saya kan sudah berubah" Mimi tahu kalau fisiknya kini berbeda dengan Mimi waktu SMA dulu. Sekarang tubuhnya berisi lemak alias lumayan gemuk walaupun tidak gemuk-gemuk amat seperti sapi.

"Saya juga punya ingatan yang kuat" Seiya tertawa kecut.

Mimi dan pelatihnya kemudian tertawa bersama dan mengobrol kesana-kemari. Tak lupa Mimi menyuguhinya makan nasi Liwet. Mimi serasa di awang-awang bisa mengenang semua kebersamaan dengan pelatihnya kini. Sampailah cerita mereka pada kata harus berpisah karena waktu mulai sore.

"Mimi, saya pulang ya. Penerbangan saya malam ini" Seiya bangun dari sofa dan meraih backpacknya.

"Oh, oke. Saya antar sampai depan ya" 

Mereka pun berjalan bersama menuju jalan besar dimana bisa ditemukan taksi.

"Kakak... " panggil Mimi sambil terus berjalan.

"Ya"

"Saya dulu suka Kakak"

"Oh ya? Bagus deh" respon Seiya dingin.

"Kakak bahagia kan sekarang?" 

"Mmmhh... harus"

Mimi melirik ke wajah Seiya "Harus? Kenapa?"

"Karena hidup harus kita buat bahagia. Mimi juga harus bahagia ya"

Mimi menghentikan langkahnya "Hah? Maksudnya?" 

"Mimi harus move on, jangan memikirkan saya terus" 

"Kakak..." pipi Mimi memerah.  Aduh kok bisa sih dia tahu? batin Mimi. Ya, Mimi sudah 20 tahun Mimi tidak bisa move on dari pria didepannya ini. Kayak nggak ada pria lain di dunia aja. Dia memilih hidup sendiri sampai kini karena pelatih beladirinya ini.

"Bagaimana Kakak tahu?" Mimi merasa malu tiada terkira, ingin sekali dia menyelupkan wajahnya ke tembok jalan yang kini diinjak kakinya. 

"Karena saya tahu semua tentang Mimi. Saya tahu Mimi menulis di blog dan sering menuliskan tentang saya" 

"Apa?" Mimi kaget teringat blog pribadinya yang bisa dibaca siapa saja. Blog yang kebanyakan menuliskan tentang kehidupan pribadinya terutama tentang perasaannya kepada pria didepannya ini. Mimi tambah malu mengingat puisi-puisi yang ia tulis untuk Seiya. Melow habis, bak pemuja keindahan patung.

"Mimi, saya sudah menikah dan sudah punya keluarga. Mimi saatnya harus melihat pria lain, oke. Saya pergi dulu ya. Bye" Seiya menghentikan taksi yang melintas didepan dan menaikinya. Meninggalkan Mimi yang masih terheran-heran, malu, dan kaget. 

Esok harinya, Mimi menengok facebook istri pelatihnya itu. Mimi kaget ketika istri pelatihnya memasang status "Divorce". 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun