Ray hatinya kembali sakit. Serasa ada yang menusuk di dadanya ketika Kartu pos itu tergeletak di mejanya dengan surat-surat lain yang himpit-menghimpit itu. Kartu pos bergambar kupu-kupu ungu dari orang yang sama. Sudah lima tahun ini Ray dikirimi Kartu Pos begini per bulan sejak ia berkenalan dengan seorang gadis di bandara sebuah negeri antah berantah yang katanya bernama Indonesia. Kartu posnya tidak berisi puisi, kata-kata manis atau rayuan maut lainnya. Sama saja semua isinya.
**CGK Gate 22 F
***kimikimi@g****.com
Begitu saja isi semua kartu posnya. Tak lebih dan tak kurang. Dan ia mengerti arti semuanya; gadis itu berharap ia menghubunginya lewat email itu. Gadis itu menyimpan memori perkenalan mereka di Bandara Soeta-Jakarta di pintu 22 F.
Tak satupun ia membalas kartu pos itu. Tak satu kata jua ia kirim balasan lewat email itu. Iya hatinya terusik dengan kartu pos itu tapi ia tak mungkin membalas kartu pos itu. Ia takut dari satu balasan jadi balas-balasan yang panjang dan akhirnya jadi komunikasi intens dan utuh terus akan begini, dan begitu dan ujung-ujungnya akan menghancurkan pernikahannya dengan Lia, wanita yang sudah menjadi istrinya sejak beberapa tahun lalu.
Walaupun Lia bukanlah wanita yang ia nikahi karena cinta tapi ia tak bisa mengabaikan dan menghancurkan pernikahan itu karena Lia lah penyelamat hidupnya, adik kelasnya yang memuja dan mencintai dia sepenuh hati sampai rela memberikan satu ginjalnya.
Sampai suatu hari akhirnya Ray memutuskan untuk menghentikan kegilaan Kimi yang terus-menerus mengiriminya kartu pos. Dia mengirimkan sebuah email padanya;
"Hentikan kegilaanmu mengirimi aku kartu pos. Aku hanya bercanda ketika berkenalan denganmu. Kenapa kamu menganggapnya seserius itu?. Aku sudah menikah".
Sepuluh foto dirinya dengan Lia dia sematkan di email itu. Lebih dari cukup bagi wanita waras manapun untuk mundur dari rasa cinta yang dideritanya.
Kimi rupanya merupakan salah satu wanita waras itu. Sejak itu dia tak lagi mengirim kartu pos. Diam. Hening. Pada saat yang sama, Ray yang sudah terbebas dari alkohol kini sering mengakhiri harinya dengan minuman haram itu (itu menurut Bang Haji ya haram, tapi karena Ray gak kenal Bang Haji jadi ya gak dianggapnya itu haram... wkwkwkwkwk).
Istrinya, Lia yang harus menanggung derita acara mabuk Ray tiap malam. Sampai suatu hari dia menyerah dan mengajukan cerai. Ray mencoba mempertahankan pernikahannya dan berjanji untuk menghentikan acara mabuknya tapi Lia terus maju ke pengadilan. Pada hari perceraian diputuskan pengadilan dan mereka disahkan sebagai orang yang tidak ada hubungannya lagi, Ray menemukan catatan kecil di atas mejanya;
"Kamu suami yang baik. Aku tahu kamu tak mencintaiku sejak awal tapi aku mengurungmu dengan ginjalku. Terima kasih kamu tidak pernah mempedulikan wanita lain selama kita menikah, bahkan Kimi, wanita yang kamu cintai itu. Delapan tahun sudah aku mengurungmu, kini aku membebaskanmu. Maafkan aku"
Selang beberapa waktu ia juga menerima kabar dari dokternya kalau ginjal hasil donasi dari Lia kini bermasalah. Ia menyarankan untuk mencari pendonor ginjal yang baru. Bumi serasa semakin gelap bagi Ray. Ia memutuskan menyerah dengan ginjalnya dan akan bertahan sebisa mungkin. Tapi sebelum ia dihabisi penyakitnya, ia ingin menemukan Kimi. Ingin melihat Kimi tiap hari dan menebus semua rasa sakit yang ia timbulkan padanya.
Dikeluarkannya semua kartu pos dari Kimi. Dia mencoba menghubungi Kimi lewat email tapi emailnya tak pernah dibalas. Ray mencari-cari alamat Kimi dan ia baru sadar kalau semua kartu pos itu tak memiliki alamat Si Pengirim. Dengan berbekal nama Kimi dan kartu-kartu pos itu, Ray mencari-cari Kimi. Dua tahun baru ia temukan dimana Kimi berada.
Ray mencari-cari apakah ada lowongan kerja di perusahaan dimana Kimi berada tapi nihil. Sampai akhirnya Ray menemukan sebuah ide; menyogok supervisor Kimi untuk mundur dengan sejumlah uang yang cukup banyak dan sekaligus merekomendasikan dirinyalah yang cocok untuk penggantinya. Supervisor Kimi awalnya menolak tapi dia menyerah ketika mendengar cerita Ray apalagi tentang penyakit Ray.
Cerita sambungannya:
http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2014/10/14/terlambat-kau-datang-padanya-685265.html
*cerpen tanpa cari tahu ttg penyakit ginjal.... wkwkwkwk*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H